JAKARTA. PT Pertamina (Persero) bergerak cepat dalam menyediakan sarana pendukung penjualan bahan bakar nabati (BBN). Sejumlah depot disiapkan untuk dapat melakukan blending BBN dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal menandaskan, tujuan memperbanyak kilang yang dapat mengolah dan memasok BBN tak lain untuk memperluas area pemasaran BBN di lebih banyak lagi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). "Kita sedang siapkan siapkan di depot-depot utama. Seperti Plumpang, Surabaya, Balongan serta di Medan," ujar Faisal. Bukan hanya di depot-depot besar, tetapi Pertamina juga melakukan modifikasi depot nya untuk dapat mengolah BBN di depot berkapasitas kecil. Seperti Cikampek, Ujung Berung, Tanjung Gerem, serta depot Padalarang. "Kita harapkan bisa selesai dalam waktu satu bulan. Sehingga secara bertahap seluruh SPBU di Jabodetabek bisa menjual BBM dengan kandungan biofuel 5%," tambahnya.Pertamina memasarkan bio solar sejak 20 Mei 2006 di Jakarta. Sedangkan bio premium sejak 13 Agustus 2006 di Malang, Jawa Timur. Hingga saat ini ada 279 SPBU Pertamina yang memasarkan produk biofuel. Di Jakarta dan sekitarnya. Sebanyak 202 SPBU menjual bio solar dengan volume sekitar 4.300 kilo liter per bulan dan bio pertamax di jual melalui 22 SPBU dengan volume sekitar 1.100 kilo liter per bulan. Di Surabaya terdapat 19 SPBU menjual bio solar dengan volume 1.600 kilo liter per bulan dan 7 SPBU yang menjual bio pertamax dengan volume 296 kilo liter per bulan. Sementara di Malang sebanyak 1 SPBU yang menjual bio premium dengan volume sekitar 310 kilo liter per bulan 3 SPBU menjual bio pertamax dengan volume 55 kilo liter per bulan. Di Denpasar ada sebanyak 11 SPBU yang menjual bio solar dengan volume 2.100 kilo liter per bulan dan 14 SPBU yang menjual bip pertamax dengan volume 200 kilo liter per bulan Selama ini produk bio solar seluruhnya dipasok dari Depot Plumpang, Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertamina Siapkan Depot untuk BBN
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) bergerak cepat dalam menyediakan sarana pendukung penjualan bahan bakar nabati (BBN). Sejumlah depot disiapkan untuk dapat melakukan blending BBN dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal menandaskan, tujuan memperbanyak kilang yang dapat mengolah dan memasok BBN tak lain untuk memperluas area pemasaran BBN di lebih banyak lagi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). "Kita sedang siapkan siapkan di depot-depot utama. Seperti Plumpang, Surabaya, Balongan serta di Medan," ujar Faisal. Bukan hanya di depot-depot besar, tetapi Pertamina juga melakukan modifikasi depot nya untuk dapat mengolah BBN di depot berkapasitas kecil. Seperti Cikampek, Ujung Berung, Tanjung Gerem, serta depot Padalarang. "Kita harapkan bisa selesai dalam waktu satu bulan. Sehingga secara bertahap seluruh SPBU di Jabodetabek bisa menjual BBM dengan kandungan biofuel 5%," tambahnya.Pertamina memasarkan bio solar sejak 20 Mei 2006 di Jakarta. Sedangkan bio premium sejak 13 Agustus 2006 di Malang, Jawa Timur. Hingga saat ini ada 279 SPBU Pertamina yang memasarkan produk biofuel. Di Jakarta dan sekitarnya. Sebanyak 202 SPBU menjual bio solar dengan volume sekitar 4.300 kilo liter per bulan dan bio pertamax di jual melalui 22 SPBU dengan volume sekitar 1.100 kilo liter per bulan. Di Surabaya terdapat 19 SPBU menjual bio solar dengan volume 1.600 kilo liter per bulan dan 7 SPBU yang menjual bio pertamax dengan volume 296 kilo liter per bulan. Sementara di Malang sebanyak 1 SPBU yang menjual bio premium dengan volume sekitar 310 kilo liter per bulan 3 SPBU menjual bio pertamax dengan volume 55 kilo liter per bulan. Di Denpasar ada sebanyak 11 SPBU yang menjual bio solar dengan volume 2.100 kilo liter per bulan dan 14 SPBU yang menjual bip pertamax dengan volume 200 kilo liter per bulan Selama ini produk bio solar seluruhnya dipasok dari Depot Plumpang, Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News