Pertamina targetkan 12 infrastruktur dalam 5 tahun



JAKARTA. Dalam rangka mempercepat pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik, PT Pertamina (Persero) dalam lima tahun mendatang akan mengoperasikan dan menyelesaikan proyek infrastruktur Liquid Natural Gas (LNG) skala besar. Yakni, tujuh terminal penerimaan dan regasifikasi dan lima kilang.

Penyelesaian proyek infrastruktur ini diharapkan dapat mengantisipasi kecenderungan terjadinya oversupply LNG, karena terjadi penurunan harga LNG sebagai dampak dari penurunan harga minyak dunia.   Direktur Energi Baru Terbarukan PT Pertamina (Persero), Yenni Andayanni mengatakan, dengan rampungnya 12 proyek tersebut, Pertamina dapat mengamankan pasokan LNG sampai dengan 1,2 bcfd (9,1 MTPA). “Momentum ini sangat strategis, karena pasokan LNG yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gas Indonesia,” tutur Yenni melalui pernyataan tertulisnya, Jumat (10/7).

Dari tujuh terminal penerimaan dan regasifikasi LNG, dua diantaranya telah beroperasi yakni Floating Storage Refinery Unit (FSRU) Nusantara Regas di Teluk Jakarta dan Terminal Arun  di Aceh yang diresmikan Presiden Jokowi Maret lalu. Sementara lima fasilitas lainnya dalam proses pembangunan dalam bentuk Land Based LNG, dan FSRU berkapasitas 11,4 MTPA.   Selain itu, untuk mengoptimalkan standar gas, Pertamina juga akan membangun beberapa Mini LNG Plant. Kilang-kilang mini LNG tersebut akan melengkapi kilang LNG yang sudah ada, yaitu LNG Badak dan Donggi Senoro (DS) LNG.   Yenni menandaskan, Pertamina akan mengupayakan agar seluruh proyek infrasturktur LNG tersebut terintegrasi dengan lini bisnis gas lainnya. Terminal Land Based LNG Bojonegara misalnya, proyek ini akan menjadi bagian yang menyatu dengan fasilitas gas Pertamina di Jawa Barat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie