KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menargetkan Integrated Terminal Tanjung Uban menjadi trading hub di Asia Tenggara. Terminal Tanjung Uban kini dikelola oleh PT Peteka Karya Tirta (PKT), yang merupakan anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS). Terminal ini diyakini siap untuk menjadi trading hub atau simpul perdagangan BBM dan LPG di kawasan Asia Tenggara.
Kesiapan ini salah satunya ditandai dengan peresmian integrated Terminal BBM Tanjung Uban menjadi Pusat Logistik Berikat (PLB) dan telah diterimanya kargo perdana di kawasan tersebut. Sebagaimana diketahui, kawasan yang menjadi simpul perdagangan artinya diakui menjadi kawasan yang strategis untuk menjadi penghubung antara industri dan pemasok, dalam hal ini komoditas BBM dan LPG.
Baca Juga: Pertamina: Konsumsi Harian BBM Lampaui Kondisi Sebelum Pandemi “Pencapaian ini tidak lepas atas kerja sama dan dukungan dari Kantor Bea dan Cukai Departemen Keuangan khususnya DJBC Kepulauan Riau dan KPPBC Tanjung Pinang, semoga pencapaian ini menjadi tonggak awal untuk terminal Pertamina lainnya, khususnya terminal milik PKT untuk berperan dalam pasar internasional,” ujar Direktur PT Peteka Karya Tirta Hari Purnomo dalam siaran pers, Sabtu (20/8).
Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping Muhammad Aryomekka Firdaus mengungkapkan, dengan peresmian Integrated Terminal Tanjung Uban menjadi PLB, utilisasi terminal milik Pertamina Group diharapkan dapat terdongkrak. "(Juga) meningkatkan pengembangan sarana dan fasilitas terminal untuk kebutuhan trading di regional, serta memperluas keterlibatan terminal di kancah pasar internasional," terang Aryomekka. Asal tahu saja, Integrated Terminal Tanjung Uban di Pulau Bintan memiliki lokasi strategis, berdekatan dengan Singapura yang selama ini merupakan salah satu trading hub BBM terbesar di Asia. Dengan status PLB ini, diharapkan Integrated Terminal Tanjung Uban bisa dapat membuka peluang bagi para pemasok-pemasok global untuk menyimpan kargonya di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi