Pertamina Teken Perjanjian Jual Beli Elpiji Bontang Dengan Total



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) secara resmi meneken perjanjian jual beli 240.000 Metrik Ton (MT) elpiji produksi Kilang Bontang, Kalimantan Timur dengan Total E&P Indonesie dan Inpex.Jual beli yang berlaku sejak Juli hingga Desember 2009 tersebut bernilai US$ 120 juta. Adapun Pertamina harus membayar US$ 500 per mt sesuai harga CP Aramco."240.000 MT itu untuk jatah domestik. Pertamina masih ingin membeli sisa 160.000 MT elpiji produksi Bontang untuk jatah ekspor. Namun, masih negosiasi," kata Basuki Trikora Putra, Juru Bicara Pertamina, Selasa (4/8).Penandatanganan jual beli elpiji tersebut dilakukan pada acara Asia Pasific Oil & Gas Conference and Exhibition yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) hari ini.

Acara tersebut juga disertai dengan penandatanganan sejumlah perjanjian lain. Pertama, perjanjian jual beli gas antara PT PLN (Persero) selaku pembeli dengan PT Pertamina EP selaku penjual yang ditunjuk dari TAC Glagah Kambuna. PLN membeli gas sebanyak 28 BBTUD untuk kebutuhan PLTGU Belawan di Sumatera Utara. Masa kontrak dimulai pada Agustus 2009 selama delapan tahun dengan nilai US$ 377.57 juta.Kedua, perjanjian jual beli gas antara PT Perusahaan Daerah Muara Energi dari Kabupaten Musi Rawas selaku pembeli untuk kebutuhan listrik di daerah Musi Rawas, dengan penjual PT Medco E&P. Masa kontrak dimulai pada 2011 mendatang selama 10 tahun dengan volume gas 2,5 BBTUD dengan nilai US$ 29,4 juta.Ketiga, Memorandum of Agreement antara PT Bali Global Energi selaku pembeli gas dengan BP Berau. Tujuannya untuk memenuhi pasokan pembangkit listrik di daerah Bali. Jika kontrak disepakati, maka Bali Global dan BP Berau akan memulai kontrak pada Agustus 2009 sampai Januari 2010.Keempat, perjanjian jual beli gas antara PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dengan BP Migas. Adapun BP Migas akan mengupayakan penyediaan gas untuk PIM selama Agustus 2009 sampai Desember 2010 dari potensi diversi LNG kilang Tangguh untuk pembeli Sempra.Kelima, perjanjian jual beli gas untuk pasokan industri, antara lain Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan dengan PT Medco E&P Indonesia. Kontrak berdurasi 3 tahun itu dimulai pada Agustus 2009 dengan volume 0,2 sampai 0,4 BBTUD. Harga yang harus dibayar BUMD itu adalah US$ 1,68 juta.Keenam, perjanjian jual beli gas antara PT Sumber Daya Kelola dengan PT Pertamina EP. Sumber Daya Kelola membutuhkan gas dari lapangan Pertamina EP di Wilayah Jawa Bagian Barat untuk kebutuhan industri di Jawa Barat. Pengiriman gas dimulai pada 2010 selama 5 tahun dengan laju alir sebanyak 1,3 BBTUD. Nilai penjualannya mencapai US$ 9,82 juta.Kemudian ada juga Head of Agreement antara Konsorsium Pertamina Gas dengan Medco Gas dengan penjual PHE Simenggaris – Medco EP Simenggaris - Salamander Energi Simenggaris. Kontrak dimulai pada 2012 selama 11 tahun dengan laju alir gas 20 BBTUD. Harga jual total mencapai US$ 216,57 juta.Terakhir, mega kontrak senilai US$ 2,5 miliar antara PT Chevron Pacific Indonesia dengan penjual gas PT ConocoPhillips dengan laju alir 380 BBUTD sampai 450 BBTUD. Kontrak jual beli yang sebelumnya hanya merupakan swap antara gas ConocoPhillips dengan 50.000 barel per hari minyak dari Chevron tersebut akhirnya disahkan menjadi perjanjian jual beli gas selama 13 tahun terhitung 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan