Pertamina terus upayakan pengeboran awal di Blok Rokan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina menggelontorkan investasi sebesar US4 3,72 miliar khusus untuk sektor hulu migas di tahun 2020 mendatang dengan fokus pada Blok Mahakam dan Rokan. Secara khusus untuk Rokan, Pertamina terus melakukan diskusi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman bilang upaya negosiasi terus berlangsung.

Baca Juga: Pertamina investasikan US$ 3,72 miliar untuk sektor hulu migas "Masih dinegosiasikan untuk kesepakatan yang terbaik dengan operator existing," terang Fajriyah kepada Kontan.co.id, Jumat (29/11). Asal tahu saja, pada Agustus 2021 nanti Pertamina akan secara resmi mengelola Blok Rokan. Pertamina berharap bisa melakukan pengeboran lebih awal demi menghindari laju penurunan produksi seperti yang terjadi pada Blok Mahakam. Lebih jauh Fajriyah menuturkan, jika tidak ada halang merintang dalam diskusi dengan Chevron, pihaknya cukup optimis bisa mulai mengebor di tahun depan. Fajriyah menambahkan, investasi yang akan dikucurkan tidak akan jauh berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Chevron. "Besarnya biaya pemboran akan tergantung dari kedalaman pemboran ditiap titik. Namun Pertamina akan melakukan upaya inovasi agar bisa menjadi lebih efisien dan efektif," tutur Fajriyah.

Baca Juga: Rencana Pertamina di 2020: Bidik laba US$ 2,2 miliar, investasi hulu US$ 3,7 miliar Sementara itu, penggantian pipa di Blok Rokan juga menjadi poin penting jelang alih kelola. Sekedar informasi, Pertamina menyerahkan proyek peremajaan pipa ini pada kepada sub holding gas yakni PGN dan Pertagas. Menanggapi hal tersebut, Direktur Komersial PGN Dilo Seno Widagdo menjelaskan, proyek masih terus berlanjut. "Front End Engineering Design (FEED) sudah selesai, Final Investment Decision (FID) juga sudah mulai prosesnya," jawab Dilo kepada Kontan.co.id, Jumat (29/11). Kontan.co.id mencatat, proyek ini ditargetkan rampung sebelum alih kelola pada Agustus 2021 mendatang. Adapun, pipa-pipa lama di Blok Rokan sejatinya masih beroperasi dengan baik namun langkah penggantian pipa dirasa perlu mengingat aspek ketahanan, keamanan dan integritas. Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia (CPI) Wahyu Budiarto bilang proses penggantian pipa sepanjang 200 kilometer (km) membutuhkan waktu yang cukup lama dengan sejumlah pertimbangan lain.


Baca Juga: Kemenhub gulirkan wacana swasta jual avtur, AKR Corporindo: Kami siap "Butuh waktu tiga sampai lima tahun, belum lagi pembongkaran jalur pipa di jalan utama dapat menimbulkan masalah sosial," ujar Wahyu. Tanggapan dan saran yang diberikan Chevron merupakan niatan agar produksi Blok Rokan dapat tetap terjaga selepas alih kelola di 2021 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini