Pertamina tidak akan menghapus Premium



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, munculnya produk Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite berkadar Researce Octane Number (RON) 90 tak akan menghapus keberadaan Premium atau bensin berkadar RON 88.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Ngurah Wiratmadja Puja mengatakan, Pertamina tetap akan menediakan Premium. "Premium tetap akan disediakan oleh Pertamina baik untuk BBM penugasan di luar Jawa Madura dan Bali (Jamali) dan BBM  umum untuk Jamali. Kuotanya tidak akan berubah sama sekali," kata Wiratmadjasaat konfrensi pers, di Kantor Direktorat Jenderal Migas, Kuningan, Jakarta, Senin (20/4).

Meski begitu, Kementerian ESDM tidak melarang Pertamina menjual dan memasarkan BBM jenis Pertalite. Namun, sebelum Pertamina merilis produk baru tersebut, Kementerian ESDM harus memeriksa semua kebutuhan infrastruktur penunjang pemakaian Pertalite tersebut. Setelah izinnya keluar, kata Wiratmadja, Pertalite akan ditetapkan sebagai BBM varian baru. "Adanya varian baru di tengah Pertamax dan Premium  cukup bagus. Jadi, nanti Pertamina akan serahkan perizinannya, paling tidak satu minggu ini kita tunggu perizinannya," kata Wiratdmadja.


Wiratmadja mengatakan, Kementerian ESDM dan Pertamina tetap akan transparan. Kendati demikian, ia akan menyampaikan rencana ini kepada Komisi VII DPR agar masyarakat dapat mengetahui ada varian alternatif pengganti Premium. "Kamia makin transparan. Tetapi, karena produknya merupakan BBM umum, kami tidak perlu membuka secara detil. Kami hanya akan melaporkan ada alternative lain,” kata Wiratmadja.

Segendang sepenarian,  Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto bilang, masyarakat masih membutuhkan produk BBM jenis. Sehingga, Pertamina belum akan menghapus produk tersebut. Pertalite ini, Dwi mengatakan, merupakan rangkaian dari proses pengembangan yang memiliki nilai tambah bagi konsumen. Sebab, sebagai korporasi, Pertamina memikirkan bagaimana memberikan pilihan lebih banyak. Tujuannya untuk memberikan nilai tambah. “Karena energi g berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, kami  harus mengikuti aturan atau pengendalian pemerintah," ujar Dwi.

Saat ini, produk Pertalite masih dalam taraf pengkajian sebelum nanti benar-benar diluncurkan. Dwi menambahkan, Pertamina akan melakukan koordinasi dengan banyak pihak sebelum merealisasikan varian baru tersebut. Yang jelas, produk yang akan dipasarkan Pertamina tergantung kepada kebijakan pemerintah. “Kami tidak ada rencana menghapus Premium dan kami akan tetap memproduksi Premium,” tegas Dwi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo