Pertamina tunggu proses berikutnya di PLTGU Jawa 1



JAKARTA. Konsorsium PT Pertamina (Persero)-Marubeni Corporation- Sojitz Corporation memberikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) atas penetapan calon pemenang atau peringkat pertama peserta tender PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.600 MW.

Ketua Konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz yang juga Vice President Power and Renewable Energy PT Pertamina (Persero) Ginanjar di Jakarta, pihaknya akan mengikuti langkah selanjutnya sesuai yang telah disampaikan PLN seperti adanya masa sanggah sebelum akhirnya melakukan jual beli listrik (power purchase agreement/PPA). "Kami sampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan PLN ini," katanya, Jumat (14/10).

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro juga mengatakan, sebagai bagian dari tahapan tender dan tentu sudah sesuai dengan kaidah tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) dalam pelaksanaan tender, pihaknya akan mengikuti langkah selanjutnya sebagaimana telah ditetapkan PLN.


PLN telah memutuskan, konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz sebagai peserta peringkat pertama atau calon pemenang tender proyek PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.600 MW dengan perkiraan investasi Rp26 triliun.

Manajer Senior Humas PLN Agung Murdifi, Kamis (13/10), mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan evaluasi teknis, administrasi, dan harga untuk tender PLTGU Jawa 1. Dari semua aspek yang telah ditentukan PLN, lanjutnya, konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz diputuskan sebagai peringkat pertama peserta tender.

Selain Pertamina, peserta tender lainnya yang bertahan hingga tahap akhir adalah konsorsium Mitsubishi-Pembangkitan Jawa Bali-Rukun Raharja, Adaro-Sembawang, dan Medco Power-Nebras.

Agung mengatakan, setelah keputusan peringkat pertama disampaikan kepada peserta, PLN  memberikan kesempatan kepada peserta lain menyanggah penetapan calon pemenang tersebut, apabila ada prosedur pengadaan yang tidak dilaksanakan.

"Peringkat pertama peserta pelelangan berkewajiban dalam waktu 45 hari sejak penunjukan untuk   menandatangani perjanjian jual beli listrik untuk memastikan jadwal COD (commercial operation date) atau operasi pada 2019 dapat terealisasi," katanya.

Agung juga menambahkan, tim evaluasi PLN telah menganalisa secara mendalam semua penawaran, mengingat resiko kegagalan proyek akan tinggi, apabila  peserta tidak mengikuti syarat pengadaan, khususnya pada peserta yang mengusulkan harga paling rendah.

"Konsorsium pemenang pastinya sudah sesuai dengan ketentuan serta merupakan pengembang yang benar, kompeten dan tentu saja memiliki kemampuan keuangan yang baik," ujarnya.

Selain juga, lanjutnya, PLN telah meninjau aspek efisiensi peringkat peserta tender. "Kami berhati-hati dalam menentukan peringkat pertama tersebut," katanya.

Komposisi konsorsium dan mitra pendukung yang dipimpin Pertamina terdiri atas BUMN energi terbesar di Tanah Air, dua investor IPP asal Jepang, General Electric dan Samsung yang masing-masing sebagai penyedia teknologi dan EPC "contractor".‎

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan