Pertamina Tunjuk Petral Jadi Importir BBM



JAKARTA. Hawa panas seolah tak pernah hilang dari PT Pertamina. Terpaan berita hot kali ini bertema impor bahan bakar minyak (BBM). Pertamina resmi menunjuk anak usahanya, PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral), sebagai importir BBM.

Kabar ini menjadi panas karena seharusnya unit impor Pertamina yang baru terbentuk Oktober 2008, Integrated Supply Chain (ISC), yang bertugas mengimpor BBM. Apalagi penunjukan Petral dibarengi dengan pencopotan mendadak Kepala ISC Sudirman Said.

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan menjelaskan, alasan pemindahan kewenangan melakukan impor dari ISC ke Petral berdasarkan rekomendasi Dewan Komisaris Pertamina. "ISC tidak dibubarkan hanya berubah fungsi sebagai think tank impor serta konsultan pemasaran BBM Pertamina," katanya, Kamis (19/3).


Soal pencopotan Sudirman Said sebagai Kepala ISC, Karen enggan menanggapi terlalu dalam. Menurutnya, pergantian posisi dalam sebuah perusahaan adalah hal normal. "Mutasi dalam perusahaan adalah hal biasa demi kelancaran operasi," katanya.

Sayang, Sudirman enggan memberi konfirmasi soal ini. Sumber KONTAN menyebut, ia memang sudah dicopot dari Kepala ISC. "Cuma Surat Keputusan pencopotan belum keluar," katanya. Pertamina akan menempatkan Sudirman sebagai koordinator restrukturisasi aset Pertamina.

Tak menjamin efisien

Catatan saja, Pertamina membentuk ISC pada Oktober 2008 usai kisruh impor minyak Zatapi. Saat itu, ISC berfungsi melayani dua direktorat Pertamina, yakni Direktorat Pengolahan serta Pemasaran dan Niaga. Di Direktorat Pengolahan, fungsi ISC memasok minyak mentah. Sedang Direktorat Pemasaran dan Niaga memasok minyak produk, termasuk wewenang impor dan ekspor BBM.

Pri Agung Rakhmanto, Direktur Research Institute for Mining, Energy, and Environmental Reform, menyikapi perpindahan wewenang impor BBM dari ISC ke Petral dengan dingin.

Menurutnya, kewenangan impor di tangan Petral juga tidak menjamin efisiensi impor BBM Pertamina. Toh, selama ini, Pertamina membuat kesepakatan impor dengan trader. "Impor langsung dari produsen-produsen dengan pendekatan bisnis akan lebih efisien daripada melakukannya melalui trader," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie