Pertamina tuntaskan akuisisi Murphy



JAKARTA. Niat PT Pertamina menambah produksi minyak dan gas bumi makin lapang. Meskipun, mereka harus bergerilya ke luar negeri.

Lewat anak usaha PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi, perusahaan plat merah ini sudah menuntaskan fase kedua atau tahap akhir pembelian 30% saham Murphy Oil Corporation asal Amerika Serikat, yaitu Murphy Sabah Oil Co., Ltd, dan Murphy Serawak Oil Co., Ltd.

Tahap kedua dari transaksi ini meliputi sepertiga dari transaksi yang setara 10% dari aset migas Murphy Oil di Malaysia. "Tahap pertama untuk dua per tiga transaksi ini sudah dituntaskan pada 18 Desember 2014," ujar Vice President of Investor Relations Murphy Oil, Barry F. R. Jeffrey, Jumat (30/1).


Adapun nilai transaksi akuisisi 30% aset migas Murphy tersebut senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 24 triliun bila memakai patokan kurs Rp 12.000 per dollar AS. Kedua belah pihak sudah menyepakati nilai transaksi tersebut sejak 1 Januari 2014.

Supaya proses ini lancar, Murphy bahkan sudah menunjuk Tudor, Pickering, Holt & Co. menjadi penasihat keuangan eksklusif. Sedangkan Gibson,Dunn & Cruthcher LLP bertindak sebagai penasihat hukum Murphy.

Barry sebelumnya juga pernah menyatakan kepada KONTAN bahwa  Murphy Oil memiliki working interest atau kepemilikan pekerjaan di sejumlah blok dan lapangan lepas pantai atau offshore di negeri jiran. Terutama adalah Blok K dan Blok H di  lepas pantai Sabah. Serta Blok 309, Blok 311, dan Blok 314 A di lepas pantai Sarawak.

Direktur Hulu Pertamina Samsu Alam menambahkan, bahwa Pertamina sudah mengeksekusi tahap kedua akuisisi 30% aset blok migas Murphy Oil di Malaysia.

Dengan aksi akuisisi ini, Pertamina bakal mendapat 24% dari seluruh produksi migas di sejumlah blok migas Murphy Oil.  Artinya, perusahaan minyak domestik terbesar ini bakal mendapat tambahan produksi minyak sebanyak 22.000 barel minyak per hari dan 106 juta kaki kubik gas per hari.

Saat ini produksi minyak di blok tersebut mencapai 42.000 barel per hari. Pada tahun 2017 nanti, Pertamina berencana meningkatkan produksi dari blok tersebut menjadi sekitar 54.000 barel per hari

Target produksi naik

Dengan hasil ini, harapan Pertamina bisa memperbesar pasokan migas mendapat makin lancar. Soalnya, tahun ini, Pertamina menargetkan bisa memproduksi minyak 330.000 barel per hari, atau melesat 126% dari realisasi produksi minyak tahun lalu yaitu 238.000 barel per hari.

Menurut Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto belum lama ini, kenaikan target tersebut berkat adanya tambahan produksi minyak dari beberapa blok migas anyar yang diakuisisi Pertamina.

Selain blok di Malaysia, Pertamina juga masih  memiliki tambahan blok migas di Aljazair dan Irak. Tambahan dari blok migas luar negeri cukup lumayan, yakni mencapai 30.500 barel per hari.

Sementara itu target produksi gas Pertamina tahun ini sebesar 1.667 miliar kaki kubik per hari (mmscfd). Target ini naik 3,4% dari realisasi  produksi gas tahun lalu sebesar 1.612 mmscfd.

Meski sudah mematok target produksi migas, Pertamina masih belum bisa memaparkan target bisnis tahun ini karena masih menghitung fluktuasi harga minyak dunia.

Yang jelas, tahun lalu,  Pertamina membukukan pendapatan US$ 71,1 miliar dan laba US$ 3 miliar.  Laba tahun lalu melesat 50% dari 2013 yang cuma US$ 1,57 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan