Pertamina Urungkan Niat Mencari Importir LPG Lain



JAKARTA. Setelah mendapat kepastian pasokan delapan kargo liquified petroleum gas (LPG) dari Kilang Bontang, PT Pertamina (Persero) mengurungkan niat mencari importir LPG tambahan. Dengan kata lain, Petredec Ltd, sebuah perusahaan dagang asal Kepulauan Bermuda, tetap menjadi importir tunggal LPG bagi Pertamina.

Untuk sementara ini Pertamina meniadakan opsi mencari importir lain. "Kini kami fokus ke delapan kargo dari kilang Bontang. Kontrak dengan Petredec akan terus dilakukan karena sudah kontrak," kata Senior Vice President Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, akhir pekan lalu.

Pertamina menetapkan Petredec sebagai pemenang tender kontrak impor LPG selama 10 tahun, akhir 2008. Lewat perusahaan tersebut, Pertamina akan mengimpor 800.000 metrik ton (MT) hingga 1,5 juta MT LPG per tahun.


Belakangan, untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan LPG, Pertamina berniat mencari importir lain. Tapi karena mulai 2009 ini kilang Bontang kembali memproduksi LPG, rencana itu urung mereka laksanakan. Badak NGL, operator Kilang Bontang, sudah melakukan pengapalan pertama LPG yang dipesan Pertamina pada 26 Juli 2009 dengan kapasitas 42.000 metrik ton (MT). "Pengiriman kedua dilakukan pada Agustus 2009. Begitu kargo mereka siap, langsung kami ambil," ujar Hanung.

Hanung menjelaskan, harga delapan kargo LPG tersebut mengacu pada Freight On Board (FOB) Contract Price Saudi Aramco. Harga itu lebih mahal ketimbang nilai kontrak Pertamina dengan Petredec. Dari Petredec, Pertamina mendapat harga kontrak Aramco minus US$ 4,5 FOB. Kata Hanung, selisih harga ini muncul karena kontrak dengan Petredec berlangsung selama 10 tahun dengan volume jauh lebih besar.

Tahun ini, Pertamina membeli sekitar 396.000 MT LPG dari Bontang. Sedangkan Petredec memasok LPG sebanyak 1 juta MT. Saat ini, kebutuhan LPG Pertamina mencapai 3,0751 juta MT, dan 1,152 juta MT di antaranya dipenuhi lewat impor. Sisanya, dari produksi kilang Pertamina sendiri (952.740 MT), Pertamina Hulu (47.000 MT), serta kilang swasta (918.847 MT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan