KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina cukup optimistis pada tahun depan masih bisa mempertahankan produksi gas Mahakam. Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Bambang Manumaryoso mengatakan, Pertamina menargetkan produksi gas dari Blok Mahakam pada tahun depan bisa mencapai 1.100 million standard cubic feet per day (mmscfd) dan minyak sebesar 48.000 barrels of oil per day (bopd).

Target produksi gas memang menurun tipis dari produksi tahun ini yang mencapai 1.200 mmscfd. Sementara produksi minyak naik dari produksi tahun ini yang berkisar 40.000-42.000 bopd.

Bambang beralasan Blok Mahakam merupakan blok tua yang sudah melewati puncak produksi sehingga secara alami mengalami penurunan produksi . Makanya untuk mencapai target produksi migas tahun depan, Pertamina pun tetap harus melakukan upaya yang cukup keras, salah satunya melakukan pengeboran sumur pengembangan.

Bambang mengatakan, pada tahun depan PHI berencana untuk melakukan pengeboran sumur pengembangan minimal sebanyak 55 sumur. Jumlah sumur bisa bertambah seiring kenaikan harga minyak yang berbanding lurus dengan keekonomian lapangan.

Pastinya saat ini pun PHI telah mengajukan dua proposal Plan of Development (POD) ke SKK Migas untuk penambahan jumlah sumur pengembangan. Rencananya PHI akan menambah sumur pengembangan sebanyak dua sumur hingga 15 sumur.

"Development well totalnya 55 plus 2 sumur, mengarah ke 15 sumur," jelas Bambang, Kamis (9/11).

Penambahan jumlah sumur pengembangan itu memang dimaksudkan untuk menambah produksi migas dari Blok Mahakam.  Selain mengerjakan sumur pengembangan, Pertamina juga melakukan work over sebanyak 125 sumur plus tujuh sumur tambahan. Ada juga upaya well service sebanyak 5.500 sumur plus 101 sumur.

Sejatinya produksi migas tahun depan juga disumbang dari upaya Pertamina melakukan pengeboran pada tahun ini. Bambang bilang saat ini Pertamina telah masuk dalam tahap pengeboran sumur ke-11 dari 15 sumur hingga 17 sumur yang ditargetkan pada tahun ini.

Total investasi untuk pengeboran 15-17 sumur pada tahun ini mencapai US$140- US$150 juta. Sementara untuk biaya investasi pada tahun depan diproyeksi mencapai US$ 700 juta plus biaya operasi mencapai US$ 1,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini