Pertani membidik produksi benih melonjak 123%



JAKARTA. Produsen benih pelat merah, PT Pertani, mematok target ambisius di tahun ini. Pertani memproyeksikan produksi benih di sepanjang 2013 mencapai 72.000 ton, atau melonjak 123% dibandingkan produksi 2012 yang seberat 32.300 ton.

Produksi benih PT Pertani di tahun 2012 yang sebesar 32.300 ton itu terdiri dari benih padi seberat 30.000 ton, jagung 2.000 ton dan kedelai 300 ton. Tahun 2013 ini, Pertani menargetkan produksi benih padi 64.000 ton, jagung 4.000 ton dan kedelai 4.000 ton sehingga total 72.000 ton.

"Kenaikan produksi karena permintaan benih di tingkat petani juga naik," kata Direktur Produksi PT Pertani, Agung Darmawan, kepada KONTAN, Rabu (13/2).


Meski mengerek produksi benih, Pertani belum berencana menambah kapasitas pabrik. Peningkatan produksi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kapasitas produksi yang belum seluruhnya digunakan saat ini. Bahkan, pada 2012, produksi Pertani hanya separuh dari kapasitas produksi terpasang.

Menurut Agung, Pertani bisa menaikkan produksi hingga di tingkat 70.000 hingga 80.000 ton per tahun.  "Kami memiliki 28 pabrik, setiap pabrik akan kami tambah produksinya supaya mencapai target," jelas Agung.

Sekitar 90% benih padi Pertani dijual untuk program subsidi dan 10%-nya dijual secara komersial. Sedangkan untuk benih jagung dan kedelai, seluruhnya dijual di pasar komersial.

Saat ini harga benih padi di pasar komersial berkisar Rp  8.000 hingga 10.000 per kemasan, sedangkan harga benih jagung di rentang Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kemasan. Untuk benih kedelai senilai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kemasan.

Dengan menaikkan volume produksi, Pertani mengharapkan pangsa pasarnya meningkat dari 30% pada tahun lalu menjadi sekitar 60% tahun ini. "Kebutuhan benih nasional itu sebenarnya mencapai 300.000 ton per tahun. Namun kebutuhan komersialnya, yang riil, hanya 120.000 ton per tahun," ungkap Agung.

Direktur Pemasaran Pertani, Dedeng Fahroni, menambahkan, di sektor penjualan benih, pasar benih terbesar berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi.

Harga benih Pertani di pasar komersial dua kali lipat lebih tinggi daripada harga benih untuk pasar subsidi. Hal ini demi menutup kerugian dari pasar subsidi. Maka itu, harga benih kualitas premium milik Pertani lebih mahal daripada harga benih swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro