KLATEN. PT Pertani Persero menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 475 miliar untuk mengubah fokus bisnis perusahaan. Kini, Pertani mulai fokus menjalankan bisnis penyerapan gabah dan penggilingan beras. Padahal, selama ini, perusahaan pelat merah ini lebih dikenal sebagai distributor pupuk dan produsen benih. Direktur Produksi PT Pertani Agung Darmawan mengatakan, Pertani akan mengarahkan bisnis inti ke pengadaan gabah dan beras, khusus Gabah Kering Sawah (GKS). Tahun ini, Pertani menargetkan dapat menyerap gabah dan beras sebesar 180.000 ton. Sementara produksi benih akan dijadikan bisnis pendukung, termasuk penyaluran pupuk bersubsidi dan jasa penyewaan mesin pengering dan penggilingan padi. Menurut Agung, dana PMN sebesar Rp 155 miliar dialokasikan untuk pengelolaan gabah dan beras. Selain itu, Sementara untuk produksi benih sebesar Rp 240 miliar dan perbaikan instalasi mesin pengering dan penggilingan Rp 25 miliar. "Adapun, dana perbaikan instalasi khusus untuk gabah dan beras dianggarkan Rp 55 miliar," ujarnya saat ditemui di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (8/3).
Pertani ubah fokus bisnis ke gabah dan beras
KLATEN. PT Pertani Persero menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 475 miliar untuk mengubah fokus bisnis perusahaan. Kini, Pertani mulai fokus menjalankan bisnis penyerapan gabah dan penggilingan beras. Padahal, selama ini, perusahaan pelat merah ini lebih dikenal sebagai distributor pupuk dan produsen benih. Direktur Produksi PT Pertani Agung Darmawan mengatakan, Pertani akan mengarahkan bisnis inti ke pengadaan gabah dan beras, khusus Gabah Kering Sawah (GKS). Tahun ini, Pertani menargetkan dapat menyerap gabah dan beras sebesar 180.000 ton. Sementara produksi benih akan dijadikan bisnis pendukung, termasuk penyaluran pupuk bersubsidi dan jasa penyewaan mesin pengering dan penggilingan padi. Menurut Agung, dana PMN sebesar Rp 155 miliar dialokasikan untuk pengelolaan gabah dan beras. Selain itu, Sementara untuk produksi benih sebesar Rp 240 miliar dan perbaikan instalasi mesin pengering dan penggilingan Rp 25 miliar. "Adapun, dana perbaikan instalasi khusus untuk gabah dan beras dianggarkan Rp 55 miliar," ujarnya saat ditemui di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (8/3).