KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertarungan hukum antara Manchester City dan Premier League terkait 115 tuduhan pelanggaran pengeluaran keuangan semakin kompleks setelah munculnya klaim diskriminasi dari pihak klub. Klaim tersebut memainkan peran penting dalam strategi hukum Manchester City untuk membuktikan bahwa aturan yang diberlakukan oleh Premier League tidak diterapkan secara adil terhadap kepemilikan klub asing, khususnya yang berasal dari Teluk. Seiring dengan semakin rumitnya kasus ini, pengacara terkemuka memprediksi bahwa isu diskriminasi akan menjadi elemen kunci dalam perjuangan hukum Manchester City untuk menghadapi tuduhan pelanggaran pengeluaran keuangan yang diajukan oleh Premier League.
Klaim Diskriminasi: Upaya Menambahkan "Rintangan Tambahan"
Manchester City menuduh Premier League telah melakukan tindakan diskriminatif terhadap klub-klub yang dimiliki oleh investor asing. Klaim ini menjadi inti dari upaya klub untuk menambahkan "rintangan tambahan" bagi Premier League dalam membuktikan tuduhan pelanggaran keuangan mereka.
Baca Juga: Legenda Total Football Asal Belanda Meninggal Dunia pada Usia 73 Tahun Marc Shrimpling, seorang mitra di bidang persaingan dan perdagangan di firma hukum Osborne Clarke, mengatakan bahwa Manchester City melihat klaim diskriminasi ini sebagai alat untuk melemahkan otoritas Premier League. Shrimpling menjelaskan bahwa pengacara City, termasuk Lord Pannick KC, menggunakan argumen bahwa Premier League berada dalam posisi pasar yang dominan, yang memberikan mereka kendali besar atas klub-klub anggotanya. Hal ini menjadi alasan di balik upaya City untuk menunjukkan bahwa mereka telah diperlakukan secara tidak adil.
Pengaruh Keputusan Pengadilan pada Kasus Pelanggaran Pengeluaran
Dalam keputusan yang dirilis pada hari Senin, klaim "diskriminasi" disebutkan 17 kali, meskipun panel pengadilan tidak sepenuhnya setuju dengan klaim City bahwa mereka menjadi korban "tirani mayoritas". Namun, baik Manchester City maupun Premier League mengklaim kemenangan parsial dari keputusan tersebut. Shrimpling mencatat bahwa keputusan ini memberi keuntungan bagi City dalam kasus pelanggaran pengeluaran yang terpisah, karena mereka dapat berargumen bahwa Premier League harus membuktikan bahwa aturan-aturannya tidak diterapkan secara diskriminatif terhadap kepemilikan asing.
Baca Juga: Perang Saudara Liga Primer Inggris Meletus Setelah Vonis Manchester City Menurut Shrimpling, keputusan tersebut membuka jalan bagi City untuk mengklaim bahwa Premier League memiliki "tanggung jawab khusus" untuk bertindak secara adil, wajar, dan tidak diskriminatif dalam segala aktivitas bisnisnya, mengingat posisinya yang dominan di pasar. Jika Premier League tidak dapat memenuhi beban ini, beberapa tuduhan pelanggaran terhadap City bisa saja gugur.
Strategi Manchester City ke Depan
Dengan keputusan ini, Manchester City akan "melangkah maju" dengan strategi untuk menantang Premier League agar membuktikan bahwa mereka tidak melakukan diskriminasi terhadap klub-klub dengan kepemilikan asing. Salah satu elemen kunci dalam strategi ini adalah prinsip hukum persaingan yang menyatakan bahwa entitas yang berada dalam posisi dominan memiliki tanggung jawab khusus untuk bertindak secara adil dan tidak diskriminatif.
Baca Juga: Tim Sepak Bola Transgender Pertama di Spanyol Memulai Debutnya di Liga Regional Shrimpling menambahkan bahwa City kemungkinan besar akan berargumen bahwa aturan pengeluaran Premier League tidak boleh diterapkan secara seragam tanpa memperhitungkan nuansa tertentu, seperti metode pengeluaran yang digunakan oleh klub-klub dengan kepemilikan asing, seperti Manchester City dan Newcastle United.
Pandangan Pengacara Independen
Pengacara independen setuju bahwa tidak ada pihak yang dapat mengklaim kemenangan penuh dalam kasus ini. Nick De Marco KC, seorang pengacara olahraga terkemuka, mencatat bahwa kasus ini mencerminkan kecenderungan yang semakin meningkat di mana pengadilan dan tribunal menuntut pengawasan yang lebih ketat terhadap regulator olahraga. Keputusan ini juga didasarkan pada prinsip-prinsip hukum publik Inggris tentang keadilan prosedural, yang semakin memperkuat argumen Manchester City. De Marco, yang telah menangani berbagai kasus serupa, menekankan bahwa keputusan ini akan berdampak luas bagi klien-klien yang ia nasihati, namun ia menahan diri untuk memberikan pendapat pribadi lebih lanjut mengingat sensitivitas kasus ini.
Editor: Handoyo .