Jakarta. PT Bank Mandiri Tbk berencana mengucurkan dana segar ke anak usahanya, yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Dana tersebut akan dialokasikan oleh manajemen BSM demi mempertebal rasio kecukupan modal atawa
capital adequancy ratio (CAR). Direktur Tresuri Bank Mandiri, Pahala N. Mansyuri mengatakan, pihaknya sudah sudah mengalokasikan suntikan dana untuk anak usahanya. "Salah satu yang akan mendapat penempatan dan penyertaan modal di tahun ini adalah Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 1 triliun," ujar Pahala.
Group Head Strategy Performance Management Bank Syariah Mandiri Noor Anis menambahkan, BSM berupaya menaikkan CAR menjadi 14% sesuai arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Saat ini posisi CAR Bank Syariah Mandiri masih sebesar 13,69%," ujar Anis kepada KONTAN, Jumat (26/8). Anis merinci, suntikan modal dari sang induk akan mengucur dalam dua tahap. Tahap pertama akan digelontorkan pada bulan September 2016 senilai Rp 500 miliar. Lalu tahap kedua, dalam jumlah yang sama akan Bank Mandiri kucurkan pada 2016 Desember mendatang. Selain melalui suntikan modal dari perusahaan induk, bank syariah tersebut juga akan memperbaiki posisi permodalan melalui penerbitan sukuk subordinasi. Sukuk ini akan dijual lewat penawaran terbatas. "Tahun ini kami akan menerbitkan sukuk subordinasi sebesar Rp 1 triliun," kata Direktur Wholesale Banking BSM Kusman Yandi. Yandi menambahkan, sukuk subordinasi akan terbit pada kuartal keempat tahun ini. Sebagian dana perolehan dari hasil penerbitan sukuk, yakni sekitar Rp 500 miliar, akan dialokasikan bagi pembelian
call option sukuk subordinasi BSM bertenor lima tahun pada Desember 2016. Anis menyatakan, hingga Juni 2016,
loan to deposit ratio (LDR) BSM berada di kisaran 82,31%. "Target akhir tahun juga di kisaran 82%," imbuh Anis.
Sebagai catatan, hingga medio tahun ini, BSM mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 26,52% menjadi Rp 167 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dari bagi hasil sebesar 18,2%, lebih tinggi ketimbang kenaikan beban operasional yang sebanyak 17,46%. Adapun pembiayaan BSM pada saat yang sama, naik tipis sebesar 4,5%. Kenaikan tersebut bersumber dari tiga sektor utama, yakni pembiayaan mikro, usaha kecil dan konsumer. Sementara, pembiayaan korporasi stagnan atau hanya tumbuh 0,2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto