KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/BEIRUT. Hezbollah melancarkan serangan roket ke kota terbesar ketiga Israel, Haifa. Sementara Israel tampak siap untuk memperluas serangannya ke Lebanon pada hari Senin (7/10), bertepatan dengan peringatan satu tahun serangan Hamas yang memicu perang Gaza. Warga Israel mengadakan upacara dan protes untuk memperingati setahun serangan 7 Oktober yang memicu konflik Gaza, yang kini telah menyebar ke seluruh Timur Tengah dan memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.
Baca Juga: Israel Melancarkan Gelombang Serangan Udara yang Intens di 120 Lokasi di Lebanon Hezbollah, kelompok bersenjata yang didukung Iran dan sekutu Hamas di Lebanon, mengatakan telah menargetkan pangkalan militer di selatan Haifa dengan rudal "Fadi 1" dan melancarkan serangan lain ke Tiberias, yang berjarak 65 km dari Haifa. Menurut militer Israel, sekitar 190 proyektil telah menghantam wilayah Israel pada hari Senin, menyebabkan sedikitnya 12 orang terluka. Militer Israel membalas dengan serangan udara yang menargetkan Hezbollah di Lebanon selatan. Pemerintah Lebanon melaporkan puluhan kematian, termasuk 10 petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam serangan udara di gedung kota di daerah perbatasan. Sejak Hezbollah mulai menembakkan roket setahun lalu untuk mendukung Hamas, sekitar 2.000 orang Lebanon telah tewas, sebagian besar dalam beberapa pekan terakhir. Operasi darat Israel di Lebanon awalnya disebut "terbatas dan ditargetkan", tetapi semakin meningkat skalanya sejak pekan lalu.
Baca Juga: Mengenal Iron Dome, Strategi Pertahanan Udara Israel yang Mampu Cegat Ribuan Rudal Namun, Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, percaya bahwa operasi ini masih dalam skala yang terbatas. Pada hari yang sama, Presiden AS Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump, yang sedang mencalonkan diri lagi, mengadakan acara untuk memperingati setahun serangan Hamas. Di wilayah Lebanon Selatan, tentara Israel melancarkan serangan udara terhadap 120 target Hezbollah, termasuk pasukan khusus Radwan, kekuatan rudal Hezbollah, dan direktorat intelijennya. Menurut pernyataan militer, serangan ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan komando dan kendali Hezbollah. Ketegangan di kawasan ini telah memicu kekhawatiran bahwa AS dan Iran akan terlibat dalam konflik yang lebih luas di wilayah penghasil minyak ini. Iran meluncurkan serangan rudal terhadap Israel pada 1 Oktober, dan Israel telah menyatakan niatnya untuk membalas.
Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Bertemu Presiden Iran untuk Bahas Krisis Timur Tengah Roket Menghancurkan Haifa Hezbollah melancarkan lima roket ke arah Haifa, dan Israel menembakkan pencegat untuk menghadangnya. Beberapa roket juga diluncurkan ke Tiberias, sebagian berhasil ditembak jatuh, sementara roket lainnya menghantam wilayah tersebut. Militer Israel juga mencegat rudal dari Yaman yang diluncurkan oleh kelompok Houthi, yang menyatakan solidaritasnya dengan Palestina di Gaza. Di Gaza, Hamas meluncurkan rudal ke Tel Aviv, ibu kota komersial Israel, dan sirine peringatan terdengar di seluruh kota.
Baca Juga: 1 Tahun Konflik Gaza: Bukannya Mereda, Perang Semakin Menyebar di Timur Tengah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa mereka tengah mengubah situasi keamanan di wilayah tersebut untuk mencegah serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober setahun lalu. Israel memperingati korban serangan Hamas, termasuk 364 orang yang tewas dalam Festival Musik Nova tahun lalu. Serangan tersebut adalah yang paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust. Sejak serangan Hamas, Israel telah melancarkan ofensif besar-besaran di Gaza, yang menyebabkan sekitar 42.000 orang tewas, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Editor: Yudho Winarto