Pertemuan IMF-World Bank perkuat optimisme terhadap Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran Internasional IMF-World Bank Annual Meeting 2018 yang akan diselenggarakan di Bali, tinggal menghitung hari. Acara tersebut diyakini bakal berdampak positif, termasuk optimisme internasional terhadap Indonesia.

Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi mengatakan, selain para pemimpin dan pejabat ekonomi negara-negara luar, para bankir dan pengusaha termasuk investor-investor yang memiliki instrumen keuangan bakal hadir dalam acara tersebut. Tamu-tamu akan langsung melihat kondisi Indonesia hingga destinasi wisata potensial Indonesia.

"Kalau kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa menyelenggarakan annual meeting dengan sukses, confidence mereka pada kemampuan manajerial dan pengelolaan ekonomi serta tourism akan memberikan mereka kepercayaan lebih," kata Doddy saat konferensi pers di kantornya, Rabu (5/9).


Kepala Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-World Bank BI Peter Jacobs mengatakan, banyak sekali dampak positif perhelatan akbar tersebut terhadap perekonomian nasional.

Utamanya, lewat pariwisata. "15.000 orang datang pasti akan bawa valuta asing masuk dan spending di sini untuk souvenir, sewa mobil, ballroom, bikin event dan lain-lain. bukan hanya di Bali tapi secara nasional," katanya.

Diberitakan sebelumnya,, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali, baik dari sisi pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional, mencapai Rp 6,9 triliun.

Nilai tersebut berasal dari perkiraan biaya konstruksi untuk mendukung penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, termasuk pembangunan Underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Suwung, yang mencapai Rp 4,9 triliun.

Sedangkan biaya operasional penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 sebesar Rp 1,1 triliun.

Sementara itu, untuk dampak langsung pengeluaran peserta acara ini mencapai Rp 943,5 miliar. Sebanyak 95,2% pengeluaran tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan sisanya, sejumlah 4,8%, berasal dari wisatawan nusantara.

Pengeluaran terbesar adalah akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar, diikuti makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi sejumlah Rp 36,1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar, dan souvenir senilai Rp 90,2 miliar.

Adapun secara umum, tema pokok yang diangkat dalam pertemuan tersebut, yaitu ingin menunjukkan wilayah Asia sebagai kawasan yang telah melakukan reformasi dan kuat, apa yang telah dilakukan dalam memanfaatkan ekonomi digital, langkah ke depan dalam mengembangkan keuangan berbasis syariah, hingga meningkatkan peran perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto