Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Tak Menghasilkan Komunike



KONTAN.CO.ID -  NUSA DUA. Pertemuan ketiga Minister Finance and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua Bali, yang berlangsung selama dua hari, nampaknya harus berakhir tanpa komunike alias pernyataan bersama.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan perekonomian global, khususnya geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina semakin mempersulit keadaan. Sehingga negara-negara yang hadir dalam forum G20 belum bisa direkonsiliasi dan masih dengan pendiriannya masing-masing.

“Saya rasa kita semua sepakat pertemuan G20 ini di bawah Presidensi Indonesia berada di saat yang penuh tantangan dan sulit karena ketegangan geopolitik. Jadi kami sadar terkait konteks bagaimana menjadi tuan rumah dan menyelenggarakan pertemuan tersebut,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers, di Nusa Dua Bali, Sabtu (16/7).


Selain itu, anggota G20 juga belum memiliki satu pandangan yang sama, dan ingin menyuarakan pandangannya masing-masing terkait permasalahan ekonomi khsususnya yang berkaitan dengan peperangan di kedua negara tersebut.

Baca Juga: Sri Mulyani Resmi Hapus Pungutan Ekspor CPO dan Turunnya Hingga 30 Agustus 2022

“Dalam forum tersebut, di antara negara yang hadir, masih ada pendirian yang belum bisa direkonsiliasi, terutama terkait dengan situasi ekonomi yang disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina,” kata Dia.

Adapun Sri Mulyani mengatakan, dari hasil diskusi, anggota G20 sepakat akan melanjutkan upaya mempertahankan G20 sebagai forum global dan sejarah ekonomi global sebagai sebuah forum khususnya di jalur keuangan untuk didiskusikan, khususnya mengenai tantangan-tantangan ekonomi global dan risiko-risikonya.

Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan antar negara G20, salah satunya pada pembahasan isu kesehatan global, yakni pembentukan Dana Perantara Keuangan Financial Intermediary Fund (FIF).

Baca Juga: Partisipasi Sektor Swasta Penting dalam Pembangunan Infrastruktur Berkepanjangan

Negara G20, kata Dia, sepakat bahwa pembentukan FIF adalah hal mendesak untuk membangun arsitektur kesehatan global sebagai respons dari adanya pandemi Covid-19.

Sehingga dengan adanya FIF ini, dipastikan pembiayaan akan memadai dan berkelanjutan untuk pemulihan pasca pandemi.

“Dalam komunikasi ini sebenarnya kita sebut sebagai chair summary, sebagian besar paragraf sebenarnya mendukung atau setuju,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli