KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan komitmennya untuk memperbaiki hubungan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada Minggu (31/8). Pertemuan ini menandai momen penting setelah hubungan kedua negara mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir akibat bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya.
Latar Belakang Hubungan yang Membeku
Ketegangan antara India dan Tiongkok meningkat tajam sejak bentrokan berdarah di Lembah Galwan, Ladakh pada 2020 yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan 4 tentara Tiongkok. Sejak itu, hubungan diplomatik hampir membeku, disertai pengerahan militer di sepanjang perbatasan yang belum jelas demarkasinya.Tekanan AS Jadi Pemicu Rapprochement
Selain faktor historis, dinamika geopolitik global ikut mendorong India dan Tiongkok untuk mempercepat rekonsiliasi. Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor besar-besaran terhadap kedua negara, termasuk tarif 50% untuk India (gabungan bea masuk 25% ditambah penalti 25% karena masih membeli minyak Rusia). Langkah ini berisiko menekan perekonomian India, yang bergantung pada AS sebagai pasar ekspor terbesar. Tiongkok menentang kebijakan tarif tersebut, dengan Duta Besar Xu Feihong menyatakan Beijing akan “berdiri teguh bersama India.” Dalam semangat SCO yang mendorong persatuan menghadapi tekanan Barat, Modi menekankan bahwa hubungan India–Tiongkok tidak boleh dilihat melalui “lensa negara ketiga.”Pernyataan Modi dan Xi: Fokus pada Perdagangan dan Stabilitas
Dalam pertemuan di Tianjin, kedua pemimpin sepakat untuk:- Tidak membiarkan isu perbatasan mendefinisikan keseluruhan hubungan bilateral.
- Mengembangkan kerja sama perdagangan dan investasi, serta mengurangi defisit perdagangan India dengan Tiongkok.
- Menciptakan suasana damai dan stabil di sepanjang perbatasan Himalaya.