KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi profit taking menyelimuti pergerakan harga minyak setelah melaju kencang beberapa pekan terakhir. Masih tingginya produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) juga turut menekan harga minyak menjauhi level tertingginya di US$ 72 per barel. Selain itu, pelaku pasar tampaknya tengah menanti kelanjutan kebijakan OPEC yang akan diketahui pasti pertengahan bulan depan. Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, menilai, saat ini pelaku pasar mulai mempertimbangkan keluar dari pasar minyak mentah. Selain sebagai langkah ambil untung, menurutnya, saat ini pasar juga memilih menanti pertemuan OPEC pada Juni nanti. "Sekarang tinggal tunggu, apakah OPEC akan memperpanjang program pemangkasan produksinya sampai 2019. Apalagi, Energy Information Adminstration (EIA) AS sempat merevisi permintaan minyak global akan turun dari 1,5 juta barel menjadi 1,4 juta barel per harinya," tutur Deddy, Kamis (24/5).
Pertemuan OPEC bulan Juni jadi penentu arah harga minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi profit taking menyelimuti pergerakan harga minyak setelah melaju kencang beberapa pekan terakhir. Masih tingginya produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) juga turut menekan harga minyak menjauhi level tertingginya di US$ 72 per barel. Selain itu, pelaku pasar tampaknya tengah menanti kelanjutan kebijakan OPEC yang akan diketahui pasti pertengahan bulan depan. Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, menilai, saat ini pelaku pasar mulai mempertimbangkan keluar dari pasar minyak mentah. Selain sebagai langkah ambil untung, menurutnya, saat ini pasar juga memilih menanti pertemuan OPEC pada Juni nanti. "Sekarang tinggal tunggu, apakah OPEC akan memperpanjang program pemangkasan produksinya sampai 2019. Apalagi, Energy Information Adminstration (EIA) AS sempat merevisi permintaan minyak global akan turun dari 1,5 juta barel menjadi 1,4 juta barel per harinya," tutur Deddy, Kamis (24/5).