KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menyepakati delapan nota kesepahaman. Hal itu dilakukan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden UEA Mohamed bin Zayed (MBZ) di Istana Al Watan, Abu Dhabi pada 17 Juli 2024. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan bahwa UEA adalah salah satu mitra penting Indonesia di Timur Tengah. Dalam 10 tahun terakhir ini hubungan kedua negara berkembang dengan cepat. Dari sisi perdagangan, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 meningkat 52%. Dan di tahun 2023 mencapai US$ 3,282 miliar.
Selain mengalami peningkatan angka perdagangan bilateral, posisi Indonesia juga bergerak dari defisit menjadi surplus. Tahun 2023, Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 0,29 miliar.
Baca Juga: Ini Kata Bos Jababeka Tentang Insentif Investasi di IKN Kemudian, dari sisi investasi terjadi peningkatan yang signifikan. Capaian hubungan dalam 10 tahun terakhir ini mendapat perhatian Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral. "Hubungan yang kokoh ini akan menjadi modal bagi pemerintah ke depan untuk terus memperkuat kerja sama antara kedua negara," ujar Retno dalam keterangan pers dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (18/7). Retno mengatakan, dalam pertemuan bilateral dengan Presiden MBZ, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah hal. Pertama, Indonesia dan UEA telah memiliki kerja sama Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang sudah mulai berlaku September 2023. UEA merupakan negara pertama di Timur Tengah di mana Indonesia memiliki CEPA. Dan guna mendukung kegiatan ekonomi, termasuk perdagangan, telah ditandatangani pula kerjasama sama antara Bank Indonesia dan Bank Sentral UEA terkait sistem pembayaran. Di dalam pertemuan, Presiden Jokowi juga menyambut baik kerja sama di bidang industri strategis antara lain kerja sama pembangunan kapal Landing Platform Dock (LPD) untuk Angkatan Laut PEA yang dilakukan PT PAL dengan Tawazun.
Baca Juga: Eagle Hills UEA Tanamkan Investasi Sektor Pariwisata US$ 3 Miliar ke Indonesia Kedua, yang disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral pleno terkait kerja sama investasi. Investasi UEA ke Indonesia semakin kuat. Salah satu yang jadi fokus Indonesia saat ini adalah pembangunan IKN dan hilirisasi industri. "Dan khusus untuk isu ini secara lebih detail dibahas dalam pertemuan terbatas," kata Retno. Ketiga, yang disampaikan dalam pertemuan plenary adalah terkait kerja sama iklim dan energi bersih. Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi dukungan investasi UEA antara lain pengembangan PLTS terapung di Cirata yang akan dikembangkan hingga 500 MW. Presiden Jokowi juga menyambut baik
groundbreaking Mangrove Research Center di Bali dan kerja sama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Emirates Nuclear Energy Company (ENEC) UEA.
Baca Juga: Jokowi Undang Presiden MBZ Berkunjung ke Indonesia September Tahun Ini Keempat, terkait kerja sama sosial budaya. Presiden Jokowi menyambut baik pemberian Zayed Award for Human Fraternity 2024 kepada NU dan Muhamadiyah untuk mendukung toleransi dan moderasi Islam. Sebagai penutup pertemuan bilateral, Presiden Jokowi mengundang Presiden MBZ untuk berkunjung ke Indonesia. Sementara itu, Presiden MBZ mengapresiasi meningkatnya volume perdagangan nonmigas antara Indonesia dengan UEA selama kepemimpinan Presiden Jokowi. Tercatat, pada tahun 2014, saat Presiden Jokowi mulai menjabat, volume perdagangan nonmigas antara UEA dan Indonesia adalah US$ 2,7 miliar dan tahun 2023 lalu jumlahnya mencapai US$ 4,4 miliar. "Hal ini mencerminkan besarnya perkembangan yang terjadi dalam hubungan antara kedua negara selama periode ini," kata Presiden MBZ. Presiden MBZ menyatakan akan memenuhi undangan Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Indonesia pada bulan September. "Yang Mulia saya ingin sampaikan sekali lagi, rasa terima kasih kami dan atas undangan Yang Mulia tadi saya dapat kehormatan untuk memenuhi," ujar Presiden MBZ.
Baca Juga: Kunjungan ke UEA, Jokowi Akan Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Untuk diketahui, delapan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut yaitu: 1.
MoU
antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia dan
Eagle
Hills
tentang peningkatan ekosistem pariwisata melalui kerja sama dengan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada sektor bandar udara dan logistik, pelayanan (perhotelan), dan destinasi pariwisata 2.
MoU
antara
Dubai
International
Financial
Centre
Authority
dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) terkait pembentukan
financial centre di
IKN 3.
MoU
antara PT Indonesia
Comnets
Plus dengan Abu
Dhabi
Future
Energy
Company
PJSC-Masdar
tentang
joint study atap tenaga surya di Indonesia 4.
MoU
antara
Emirates
Nuclear
Energy
Company
Persatuan
Emirat
Arab
dan Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia tentang kerja sama di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mendukung program nuklir
UEA
dan Indonesia 5.
MoU
antara Dana Konservasi Spesies
Mohamed
Bin
Zayed
Uni
Emirat
Arab
dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia mengenai proyek pendirian
Sheikh
Mohamed
Bin
Zayed
dan
Joko
Widodo
Pusat Penelitian
Mangrove
Internasional di Bali, Republik Indonesia
6.
MoU
antara Kementerian Keuangan RI dan
Kementeriam
Keuangan
UEA
terkait manajemen keuangan publik 7.
MoU
antara Bank Indonesia dan Bank Sentral
UEA
terkait kerja sama sistem pembayaran 8.
Framework
Agreement
antara PT DI &
PAL
Aerospace
terkait
technology transfer of maritime patrol aircraft and anti-submarine warfare (perjanjian kerja sama dalam bidang pesawat patroli maritim dan pesawat anti kapal selam). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati