Pertengahan tahun ini Indonesia sudah ekspor vaksin ke Tunisia dan Maroko



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan tahun ini Indonesia sudah mulai ekspor vaksin ke Maroko dan Tunisia. Hal tersebut dinilai menjadi pintu masuk Indonesia untuk dalam ekspor ke Afrika di pasar non tradisional.

Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas Dewo Broto Joko mengatakan, Indonesia memang sudah dikenal sebagai produsen vaksin yang cukup baik karena sudah diakui oleh WHO.

"Karena produksi nasional berlebih maka kita akan share ke dua negara tersebut," ungkapnya di Hotel Double Tree, Cikini, Senin (23/4). 

Adapun hal tersebut merupakan bentuk dari reverse linkage dengan negara yang ikut dalam Islamic Development Bank (IDB).

Reverse linkage adalah mekanisme kerjasama teknis dimana negara-negara anggota bertukar pengetahuan, keahlian, teknologi, dan sumber daya untuk mengembangkan kapasitas dan merancang solusi guna pembangunan dalam kerjasama yang saling menguntungkan.

Nantinya, ekspor tersebut akan dilakukan langsung oleh PT Bio Farma (Persero). Kendati begitu, Dewo belum bisa memastikan berapa jumlah yang akan diekspor. Namun yang pasti, peluang dari ekspor vaksin di kedua negara tersebut cukup besar.

Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto menambahkan, potensi ekspor vaksin ke Maroko dan Tunisia memang cukup besar. "Besar, karena mayoritas di dua negara itu masih impor vaksin, dan vaksin yang digunakan mereka selama ini ternyata dari kita," tambahnya. 

Sekadar tahu saja, ada jenis tiga vaksin yang akan diekspor nanti yakni DT (Difteri Tetanus), TD (Tetanus Toxoid) dan TT (Tetanus Toxoid).

Tak hanya ekspor, pada saat yang sama Indonesia juga akan belajar dengan Maroko dalam produksi vaksin Anti rabies. Pasalnya, lanjut Dewo, Indonesia saat ini belum memiliki vaksin Anti rabies. Padahal, tingkat rabies di tanah air cukup tinggi. Sekadar tahu saja, hal ini akan diimplementasikam langsung pada pertengahan tahun.

"Pertengahan tahun iniBio Farma dengan BPOM san Kemenkes akan berangkat ke Maroko dan Tunisia untuk ini," tandas Dewo. 

Adapun nantinya ekspor ini akan dituang secara resmi dalam perjanjian tertulis untuk masing-masing negara.

Dengan begitu, Bappenas berharap dengan ekspor ini bisa membuka peluang Indonesia dalam melakukan ekspor lainnya di bidang farmasi di negara-negara Afrika. 

"Hal itu tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk mempromosikan obat dari Kimia Farma dan Kalbe Farma kesana untuk ekspor karena memang anggarannya sudah ada untuk itu," jelas Dewo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi