Pertimbangkan kondisi pasar, BTN tak otomatis kerek bunga KPR saat BI 7DRRR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan menahan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) hingga awal 2019. 

Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, selama tidak ada perubahan drastis di pasar, maka BTN akan tetap mempertahankan bunga KPR.

"Potensi kenaikan bunga tahun depan itu faktornya banyak. Kalau Bank Indonesia menaikkan (BI rate) kan kita tidak otomatis naik. Kita lihat lagi market share kita seperti apa, bank-bank tetangga sepeti apa, di pasar seperti apa demandnya," kata Budi di Jakarta Senin (10/12).


Tak hanya, itu Budi mengaku lebih memilih menjaga bunga KPR agar tidak berdampak pada rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Sebelumnya, bank dengan sandi saham BBTN ini sudah menaikan bunga KPR sebesar 25 basis poin (bps)-50 bps.

Budi menambahkan, bunga rata-rata KPR BTN saat ini sebesar 10% untuk yang floating. Sedangkan bunga KPR dengan program promosi sebesar 8,25%. Kendati bunga sudah naik, Budi bilang NPL BTN masih terjaga di bawah 3%. Tahun depan, BTN akan menjaga NPL KPR di bawah 2,5%.

Selain itu, Budi memproyeksi pertumbuhan KPR BTN sebesar 15%-18% di 2019. Sebab pemerintah tengah menyiapkan program subsidi KPR bagi Aparatur Sipil Megara (ASN), Tentara Negara Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri).

"Selain itu nasabah BTN karakteristiknya untuk bayar rumah pertama. Apalagi tiap tahun ada kebutuhan 500.000 rumah. Jadi sebenarnya market BTN itu stabil, bunga naik pun tumbuhnya masih stabil masih di atas industri," ujar Budi.

Guna mencapai target ini, Bank BTN akan menyalurkan pembiayaan KPR BTN untuk 850.000 unit rumah di 2019. Jumlah tersebut naik 100.000 unit dibandingkan target tahun ini yang sebesar 750.000 unit.

Budi bilang pihaknya akan menyasar hingga 40% dari penerima KPR BTN milenial tahun depan. Saat ini, BTN sudah menyalurkan 30%-35% KPR kepada milenial.

Asal tahu saja, Kredit konsumer BTN yang didominasi KPR tercatat masih tumbuh 19,13% yoy menjadi Rp 164 triliun pada Oktober 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi