Pertumbuhan aset bank di Sumbar melambat



PADANG. Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan aset perbankan di daerah itu pada triwulan III 2015 melambat atau hanya tumbuh 10,4% dengan total nilai sebesar Rp 53,8 triliun. "Pada triwulan II 2015 aset perbankan di Sumbar mampu tumbuh 13%, terjadinya perlambatan diperkirakan akibat memburuknya kualitas kredit secara umum sehingga meningkatkan cadangan bank atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Senin (28/12). Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar Triwulan III 2015 yang diterbitkan BI perwakilan Sumbar. Menurut dia meningkatnya biaya dana akibat penurunan suku bunga tertimbang kredit yang cukup besar di tengah perkembangan suku bunga dana pihak ketiga tertimbang yang relatif stabil, akan mempengaruhi kinerja laba atau rugi perbankan dan pada akhirnya mempengaruhi perlambatan pertumbuhan aset perbankan. Pada triwulan III, suku bunga tertimbang kredit menurun menjadi 12,4% dari sebelumnya sebesar 12,7% pada triwulan II, sementara suku bunga tertimbang dana pihak ketiga relatif stabil di kisaran 4,1%, kata dia. Pada sisi lain peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah dan adanya penarikan sebagian deposito untuk investasi perusahaan berdampak pada menurunnya dana pihak ketiga (DPK) triwulan III 2015. Penghimpunan DPK oleh perbankan pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp33,9 triliun atau tumbuh melambat sebesar 10,4% dibandingkan triwulan II yang dapat tumbuh mencapai 13,2%, lanjut dia. Ia mengatakan perlambatan DPK secara tahunan tersebut terjadi pada seluruh produk DPK, dengan porsi perlambatan terbesar pada produk simpanan giro kemudian deposito dan tabungan. Sementara Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sumbar Indra Yuheri menyebutkan pertumbuhan aset perbankan di Sumbar dalam tiga tahun terakhir tumbuh dari Rp 43,64 triliun menjadi Rp 54,32 triliun. Ia mengatakan ke depan pihaknya akan mengembangkan pengawasan terintegrasi terhadap perbankan yang dilakukan berdasarkan risiko kepada bank secara individual maupun yang terintegrasi dengan layanan jasa keuangan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan