JAKARTA. Pertumbuhan ekonom yang tinggi sepanjang tahun ini belum memberikan kualitas yang memadai. Pertumbuhan masih bertumpu pada sektor usaha yang padat modal. Akibatnya, tingkat penyerapan tenaga kerja masih rendah, kualitas pemerataan penghasilan tidak tercapai. Hal ini tergambar diskusi Sarasehan Ekonomi "Menyusun Ulang Pembangunan Ekonomi Indonesia 2014" yang diadakan oleh Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rabu (12/12). Berdasarkan riset Indef, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dinikmati oleh sektor usaha yang padat modal atau non-tradable. Direktur Eksekutif Indef, Ahmad Erani Yustika, mencontohkan, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi yang termasuk dalam sektor non-tradable ternyata cukup tinggi, yakni rata-rata tumbuh 10,29% hingga triwulan III-2012. Disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran (8,04%), sektor konstruksi (7,48%), dan sektor keuangan, real estat, serta jasa perusahaan (6,92%).
Pertumbuhan dan penghasilan belum rata
JAKARTA. Pertumbuhan ekonom yang tinggi sepanjang tahun ini belum memberikan kualitas yang memadai. Pertumbuhan masih bertumpu pada sektor usaha yang padat modal. Akibatnya, tingkat penyerapan tenaga kerja masih rendah, kualitas pemerataan penghasilan tidak tercapai. Hal ini tergambar diskusi Sarasehan Ekonomi "Menyusun Ulang Pembangunan Ekonomi Indonesia 2014" yang diadakan oleh Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rabu (12/12). Berdasarkan riset Indef, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dinikmati oleh sektor usaha yang padat modal atau non-tradable. Direktur Eksekutif Indef, Ahmad Erani Yustika, mencontohkan, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi yang termasuk dalam sektor non-tradable ternyata cukup tinggi, yakni rata-rata tumbuh 10,29% hingga triwulan III-2012. Disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran (8,04%), sektor konstruksi (7,48%), dan sektor keuangan, real estat, serta jasa perusahaan (6,92%).