KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) perbankan mengalami perlambatan di kuartal II 2019. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Mei 2019 total DPK valas hanya tumbuh 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 727,1 triliun. Jumlah tersebut melambat dari bulan sebelumnya yang naik 7,9% yoy atau turun 4,89% secara month on month (mom). Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk valas kian lesu. Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem menyebut per akhir Juni 2019 lalu total DPK valas praktis stagnan secara yoy di posisi Rp 47,6 triliun. Padahal, jika merujuk laporan keuangan perseroan di bulan Mei 2019, total DPK BCA sudah tumbuh 9,31% secara yoy menjadi Rp 659,89 triliun. Menurut Santoso, perlambatan DPK valas disebabkan oleh kinerja ekspor impor untuk individu yang tidak banyak bergerak. "Karena pembelian valas tentunya perlu memiliki underlying transaction," terangnya, Senin (8/7).
Pertumbuhan DPK valas perbankan melambat di kuartal II 2019
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) perbankan mengalami perlambatan di kuartal II 2019. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Mei 2019 total DPK valas hanya tumbuh 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 727,1 triliun. Jumlah tersebut melambat dari bulan sebelumnya yang naik 7,9% yoy atau turun 4,89% secara month on month (mom). Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk valas kian lesu. Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem menyebut per akhir Juni 2019 lalu total DPK valas praktis stagnan secara yoy di posisi Rp 47,6 triliun. Padahal, jika merujuk laporan keuangan perseroan di bulan Mei 2019, total DPK BCA sudah tumbuh 9,31% secara yoy menjadi Rp 659,89 triliun. Menurut Santoso, perlambatan DPK valas disebabkan oleh kinerja ekspor impor untuk individu yang tidak banyak bergerak. "Karena pembelian valas tentunya perlu memiliki underlying transaction," terangnya, Senin (8/7).