Pertumbuhan ekonomi 2010 melampaui target



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010, Senin ini (7/2). BPS sendiri memastikan, pertumbuhan ekonomi 2010 akan menembus 6% atau melebihi target yang dipatok pemerintah sebesar 5,9%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menjelaskan, ekonomi 2010 bisa menembus angka 6% lantaran di kuartal terakhir tahun lalu ekonomi tumbuh cepat, jauh melebihi pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 2010 sebesar 5,8%. "Sinyal pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV (year on year) cukup bagus, mendekati 7%," ujarnya kepada KONTAN, kemarin (6/2).

Namun, Rusman enggan memaparkannya berapa persisnya pertumbuhan ekonomi 2010. "Kami masih memfinalkan, karena masih menunggu beberapa data lagi dari daerah," ujarnya.


Cerahnya pencapaian tahun 2010 ini juga sudah diprediksi para analis. Pengamat Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam menyatakan, tanda-tandanya terlihat dari banyak target-target yang terlampaui, seperti ekspor dan investasi.

Menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya konsumsi sangat berperan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi. "Besarnya hingga 60%. Pada 2010, itu hanya 58%, dan sisanya dipenuhi oleh ekspor maupun investasi. Ada perubahan struktur," ulasnya. Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti menilai, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi 2010 lebih seimbang. "Pendorong utamanya tidak hanya konsumsi masyarakat, tapi investasi juga tumbuh," ujarnya. Suku bunga yang relatif rendah, risiko kredit yang terus menurun dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan investasi meningkat pesat tahun 2010.

2011 akan lebih berat

Ia memperkirakan, investasi akan terus melesat di 2011. Hanya saja, tantangan di 2011 pun lebih berat. Ada inflasi dan tren kenaikan suku bunga yang membayangi. "Selain itu, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang cenderung lebih ketat juga akan membatasi akselerasi pertumbuhan investasi," ujar Destry.

Kamis (4/2) lalu, BI untuk pertama kalinya mengerek bunga menjadi 6,75% setelah 18 bulan bertahan di 6,5%. Inflasi juga terancam melesat dengan mahalnya harga pangan dan naiknya harga minyak mentah.

Karenanya, ia memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh sedikit lebih rendah dari target target pemerintah yang sebesar 6,4%. "Kami memperkirakan di 6,3%," tuturnya.

Kepala Pusat Kajian Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono juga yakin ekonomi 2011 masih sanggup tumbuh 6,3%. Namun, ia tak terlalu mengkhawatirkan kenaikan BI rate dan inflasi. BI rate 6,75% menjadi masuk akal lantaran ekspektasi inflasi masih 6%. "Masih menyisakan real interest rate positif," ujarnya. Sedang inflasi berpotensi mereda di Februari-Maret lantaran musim panen raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: