JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berpotensi lebih kecil dibandingkan tahun lalu setelah pemerintah merevisi targetnya dari 6,8% menjadi 6,2%. Namun, pemerintah optimistis, ekonomi akan tumbuh lebih besar pada tahun depan. Bahkan, bila pemilu berjalan aman terkendali, pertumbuhan ekonomi berpotensi mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2004. Sejak tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5%-6%, tertinggi pada tahun 2011 6,49%. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), menghitung, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 akan mencapai minimal 6,5% dari produk domestik bruto (PDB). Itu dengan catatan, pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun ini dan melaksanakan pemilu dengan damai. Kenaikan BBM akan mengurangi beban subsidi pada tahun depan, sehingga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014 hanya akan defisit 1,2%-1,7%. Walhasil, pemerintah punya lebih banyak dana untuk pembangunan infrastruktur sehingga memacu pertumbuhan ekonomi. "Kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengurangi beban APBN tahun 2014 untuk subsidi energi, sehingga ada alokasi lebih untuk kegiatan yang lebih produktif,” ujar Bambang, Rabu (15/5).
Pertumbuhan ekonomi 2014 bisa pecahkan rekor
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berpotensi lebih kecil dibandingkan tahun lalu setelah pemerintah merevisi targetnya dari 6,8% menjadi 6,2%. Namun, pemerintah optimistis, ekonomi akan tumbuh lebih besar pada tahun depan. Bahkan, bila pemilu berjalan aman terkendali, pertumbuhan ekonomi berpotensi mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2004. Sejak tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5%-6%, tertinggi pada tahun 2011 6,49%. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), menghitung, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 akan mencapai minimal 6,5% dari produk domestik bruto (PDB). Itu dengan catatan, pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun ini dan melaksanakan pemilu dengan damai. Kenaikan BBM akan mengurangi beban subsidi pada tahun depan, sehingga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014 hanya akan defisit 1,2%-1,7%. Walhasil, pemerintah punya lebih banyak dana untuk pembangunan infrastruktur sehingga memacu pertumbuhan ekonomi. "Kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengurangi beban APBN tahun 2014 untuk subsidi energi, sehingga ada alokasi lebih untuk kegiatan yang lebih produktif,” ujar Bambang, Rabu (15/5).