Pertumbuhan ekonomi 2017 tidak mencapai target?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indf Bhima Yudhistira memprediksi laju pertumbuhan ekonomi 2017 tak mencapai 5,1%. Sebagaimana perkiraan Bank Indonesia (BI).

Walaupun, total ekspor berdasarkan data BPS di 2017 full year tumbuh 16,2%. Ekspor yang tumbuh cukup tinggi ini didorong oleh pemulihan permintaan dan tren positif harga komoditas sepanjang 2017.

Meski begitu, ia mencermati, jumlah impor juga mengalami peningkatan. “Sebab, meski ekspor tumbuh, impornya juga naik 15,66%. Artinya. net ekspor dalam PDB hanya tumbuh 0,5%,” kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (4/2).


Hal ini menunjukkan kinerja ekspor yang masih kurang berkualitas dengan adanya ketergantungan pada ekspor barang mentah dan olahan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa surplus neraca perdagangan yang terjadi menjadi surplus semu.

Sebagai catatan, surplus neraca perdagangan Indonesia tahun 2017 tercatat sebesar US$ 11,84 miliar, tumbuh 24,24% year on year (YoY).

Selain itu, Bhima juga melihat bahwa konsumsi rumah tangga masih belum memuaskan, yakni stagnan di 4,9%. Hal ini dikonfirmasi pula oleh masih terbatasnya peningkatan laju inflasi inti.

Penurunan inflasi inti tersebut menunjukkan adanya fenomena masih lemahnya daya beli masyarakat. Sebab di sisi lain, ada beberapa jenis bahan makanan yang mencatat kenaikan harga, misalnya beras dan cabai merah.

Pada Senin (5/2), Badan Pusat Statistik (BPS) bakal merilis angka pertumbuhan ekonomi 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto