Pertumbuhan ekonomi AS kuartal I diperkirakan terpukul akibat shutdown



KONTAN.CO.ID - BELARUNGU. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal I 2019 akan terpukul sebagai akibat dari penutupan sebagian pemerintahan atau shutdown panjang yang masih berlangsung di negeri Paman Sam tersebut.

Perkiraan itu merupakan hasil dari jajak pendapat terbaru yang dilakukan Reuters dengan melibat 100 ekonom pada 16 Januari hingga 23 Januari 2019. Namun, para ekonom melihat resiko resesi tetap stabil. Akibatnya, The Fed belum akan mengambil kebijakan sampai pada pertemuan 30 April-1 Mei mendatang.

Probabilitas resesi AS dalam 12 bulan ke depan tetap stabil dari bulan lalu sebesar 20%. Peluang resesi dalam dua tahun ke depan juga stabil pada median 40%.


"Dengan ekonomi yang mungkin longgar dan inflasi yang tidak bergerak signifikan, pengetatan tambahan dalam kebijakan moneter sepertinya lemah," kata Michael Moran, kepala ekonom di Daiwa Capital Markets melansir Reuters, Kamis (24/1).

Hampir 60% dari peserta jajak pendapat tersebut menilai dampak shutdown akan signifikan pada pertumbuhan PDB AS kuartal I. Berdasarkan jawaban median, dampaknya akan memangkas persentase 0,3 poin. Namun perkiraan para ekonomi ada di kisaran 0,1- 1,3 poin.

Sementara analis memperkirakan ekonomi AS tumbuh 2,1% (year on year/yoy) pada kuartal ini, turun dari perkiraan 2,3 persen bulan lalu. Lalu pada kuartal II diprediksi tumbuh 2,3% dan kemudian melambat menjadi 1,9% di akhir tahun 2019.

“Jika shutdown berlangsung selama seluruh kuartal, itu bisa mengurangi sekitar persentase poin penuh dari pertumbuhan output yang disesuaikan dengan inflasi kuarta1. Dalam skenario terburuk, PDB riil memang bisa berkontraksi di Q1 jika kebuntuan Kongres ini tetap tidak terselesaikan,” kata Brett Ryan, ekonom senior AS di Deutsche Bank.

Penutupan sebagian pemerintah AS yang mempengaruhi 800.000 pekerja federal telah berlangsung lebih dari sebulan dan diperkirakan akan semakin memukul perekonomian yang sudah melambat. Senat AS sedang mempersiapkan pemungutan suara untuk mendanai pemerintah selama tiga minggu.

Survei terbaru itu masih memperkirakan dua kenaikan suku bunga pada tahun 2019, sejalan dengan jajak pendapat yang dilakukan pada Desember 2018 dan dot-plot Fed sendiri. Namun, para ekonom saat ini mengharapkan Fed meningkatkan suku bunga pada kuartal kedua, bukan di kuartal I seperti perkiraan sebelumnya.

Sementara hampir sepertiga dari 105 ekonom memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga hanya sekali atau mempertahankan suku bunga dana tidak berubah pada 2,25%-2,5% pada tahun 2019. Itu jauh lebih tinggi daripada 11 dari 101 responden dalam jajak pendapat sebelumnya.

Lebih dari 80 persen dari 52 ekonom yang menjawab pertanyaan terpisah mengatakan aksi jual di pasar keuangan dan pelambatan yang lebih tajam dalam ekonomi AS menimbulkan tantangan terbesar bagi The Fed dalam menaikkan suku bunga tahun ini.

Adapun pedagang Short-term Interest Rate Future AS memperkirakan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada 2019.

Editor: Tendi Mahadi