KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh pada laju paling lambat hampir dalam dua tahun terakhir. Lonjakan impor untuk memenuhi belanja konsumen yang masih kuat, memperlebar defisit perdagangan. Namun percepatan inflasi memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga sebelum bulan September. Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS mengumumkan, produk domestik bruto (PDB) meningkat 1,6% secara tahunan pada kuartal I 2024. Pertumbuhan sebagian besar didukung oleh belanja konsumen.
Baca Juga: Wall Street Memerah, Terbebani Saham Meta Platform dan Data Ekonomi AS Terbaru Ekonom yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan, PDB AS akan meningkat pada tingkat 2,4%, dengan perkiraan berkisar antara 1,0% hingga 3,1%. Laju pertumbuhan kuartal I 2024 ini berada di bawah apa yang dianggap oleh pejabat bank sentral AS sebagai tingkat pertumbuhan non-inflasi sebesar 1,8%. Perlambatan pertumbuhan ini juga mencerminkan lambatnya laju akumulasi persediaan oleh dunia usaha dan penurunan belanja pemerintah. “Laporan ini datang dengan pesan yang beragam,” kata Olu Sonola, kepala penelitian ekonomi di Fitch. “Jika pertumbuhan terus melambat secara perlahan, namun inflasi kembali melonjak ke arah yang salah, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada tahun 2024 mulai terlihat semakin di luar jangkauan.” Inflasi melonjak, dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk makanan dan energi meningkat sebesar 3,7% setelah meningkat sebesar 2,0% pada kuartal keempat. Indeks harga PCE inti adalah salah satu ukuran inflasi yang dilacak oleh The Fed untuk target 2%. Bank sentral telah mempertahankan suku bunga kebijakannya pada kisaran 5,25%-5,50% sejak bulan Juli. The Fed telah menaikkan suku bunga acuan
overnight sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022. Sementara itu, belanja konsumen tumbuh pada tingkat yang masih solid sebesar 2,5%, melambat dari tingkat pertumbuhan 3,3% yang tercatat pada kuartal keempat.
Baca Juga: Perusahaan China yang Dipimpin Huawei Tengah Mengembangkan Chip Canggih di 2026 Para ekonom khawatir bahwa rumah tangga berpenghasilan rendah telah menghabiskan tabungan mereka selama pandemi dan sebagian besar bergantung pada utang untuk mendanai pembelian. Data dan komentar terkini dari para eksekutif bank menunjukkan bahwa peminjam berpendapatan rendah semakin kesulitan memenuhi pembayaran pinjaman mereka. Persediaan bisnis meningkat sebesar US$35,4 miliar setelah meningkat sebesar US$54,9 miliar pada kuartal keempat. Persediaan mengurangi 0,35 poin persentase dari pertumbuhan PDB. Defisit perdagangan memotong 0,86 poin persentase dari pertumbuhan PDB. Tidak termasuk persediaan, belanja pemerintah dan perdagangan, perekonomian tumbuh pada tingkat 3,1% setelah meningkat pada tingkat 3,3% pada kuartal keempat.
Editor: Yudho Winarto