Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Dukung Potensi Industri Logistik di Asia Pasifik



MOMSMONEY.ID - Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan, potensi industri logistik di kawasan Asia Pasifik didukung oleh pertumbuhan ekonomi, investasi yang tinggi, serta peningkatan volume perdagangan.

Namun, tantangan masih menjadi perhatian, khususnya ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar mata uang

Untuk itu, Ma’ruf meminta pelaku usaha, pertama, mendorong adaptasi dan inovasi teknologi dengan transformasi digital di sektor logistik, yang akan meningkatkan efisiensi, transparansi, kecepatan, dan akurasi, dalam proses distribusi sehingga dapat menurunkan ongkos logistik.


Kedua, meningkatkan investasi dalam pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang memadai bagi tenaga kerja.

"Dan ketiga, perkuat reformasi regulasi kebijakan dan regulasi yang selaras Antar instansi sehingga menciptakan iklim usaha yang kondusif," kata Wapres dalam sambutan FIATA Regional Asia Pasific (RAP) Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, pada 11 Juli 2024.

Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) menggelar FIATA RAP Meeting 2024, yang dihadiri lebih dari 200 peserta pemimpin industri logistik dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia, khususnya Asia Pasifik.

Baca Juga: ASDP Operasikan 23 Kapal Dukung MXGP Seri Ke-2 di Lombok

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan, Pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE).

Melalui NLE, harapannya, bisa menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam satu sistem kemudahan Single Submission.

Sebab, dia mengungkapkan, tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Budi menekankan pentingnya efisiensi bidang transportasi logistik.

Presiden FIATA Turgut Erkerskin bilang, sistem yang berfungsi dengan baik di satu negara saja tidak cukup. Negara-negara harus bekerjasama, dalam mengembangkan koridor transportasi dan logistik.

Tambah lagi, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi meyatakan, masyarakat dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar.

"Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan," ujarnya.

Baca Juga: Lion Group Buka Rekrutmen Management Trainee Periode Juli 2024

Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada 2023, kontribusi sektor logistik terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 5,5%, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7%.

"Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak," sebut Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan.

"Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20% dan emisi karbon hingga 15%," imbuh dia.

Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid mengatakan, sektor logistik telah menjadi urat nadi dalam pertumbuhan bisnis di tanah air. Kolaborasi dan sinergi industri merupakan urgensi dalam memastikan keberlanjutan bisnis logistik.

Dia menegaskan, tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi. Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik. 

Adopsi pengembangan teknologi melalui digitalisasi dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan dan juga menjadi perhatian bagi kalangan industri yang bersentuhan dengan aspek logistik.

Baca Juga: Raih Penghargaan Maskapai Biaya Hemat, Ini Cara AirAsia

Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra menuturkan, digitalisasi mampu membuat pengaturan terhadap pergerakan kapal menjadi lebih efisien, lebih maksimal.

Pemakaian energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus PT Kilang Pertamina Internasional (KIP).

"Penggunaan bahan bakar saat ini menjadi salah satu kontributor emisi. Dengan melakukan efisiensi energi, maka kita dapat menurunkan 20-25 persen konsumsi fuel," kata Woody Boemara selaku VP Supply and Logistic Operation PT KIP.

Sementara Direktur Strategi PT Pelindo Prasetyo mengungkapkan, optimalisasi sistem operasional perusahaan menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik.

Setelah merger, Pelindo fokus penerapan sistem operasi Single Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis AP (System Application and Product).

"Kami implementasi digitalisasi, baik itu di Terminal Operating System, kemudian juga ke Single ERP. Nah, ini juga akan meningkatkan performance dari Pelindo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani