KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Ekonomi global berada dalam cengkeraman perlambatan serius, dengan beberapa negara ekonomi utama dunia berisiko tinggi mengalami resesi dan hanya sedikit penurunan inflasi yang berarti selama tahun depan. Mengutip jajak pendapat Reuters, Rabu (27/7), sebagian besar bank sentral dinilai masih berada di siklus kenaikan suku bunga. Sebab, banyak pembuat kebijakan menebus kesalahan kolektif dalam penilaian tahun lalu dengan berpikir bahwa tekanan inflasi terkait rantai pasokan tidak akan bertahan lama. Namun, hal itu membawa risiko lain, karena bank sentral bergerak terlalu cepat tanpa meluangkan waktu untuk menilai kerusakan dari kenaikan suku bunga tercepat dalam lebih dari satu generasi, setelah lebih dari satu dekade suku bunga mendekati nol.
Terlepas dari respons agresif mereka, inflasi diperkirakan belum mereda di sebagian besar hampir 50 negara yang tercakup dalam survei Reuters 27 Juni-25 Juli terhadap lebih dari 500 analis di seluruh dunia. Baca Juga: Nouriel Roubini: Anggapan Resesi AS Berlangsung Pendek dan Ringan adalah Delusi The Federal Reserve yang diprediksi menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada hari Rabu, adalah contohnya. Inflasi di ASsaat ini pada level tertinggi empat dekade di 9,1%, diperkirakan tidak akan turun ke target 2% The Fed hingga setidaknya sampai 2024.