Pertumbuhan Ekonomi Global Menyusut 3% Tahun 2009



JAKARTA. Dunia kini tengah menghadapi resesi yang paling buruk sepanjang seperempat abad. “Ini bakalan menjadi yang paling buruk sejak tahun 1980,” tegas Bradford DeLong, Economics Professor di University of California di Berkeley yang bekerja di Treasury Department Amerika Serikat (AS) sejak 1993 hingga 1995. Senada dengan Bradford, William Rhodes, Senior Vice Chairman Citigroup Inc. di New York, juga menegaskan bahwa krisis kali ini merupakan krisis yang terburuk sepanjang karirnya selama 50 tahun. “Kita masih harus kompromi dengan efek krisis ini terhadap ekonomi riil disini dan dimanapun juga,” katanya. Minggu lalu, International Monetary Fund (IMF) meriluis IMF''s World Economic Outlook. IMF memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat 3% di tahun 2009, dari 3.9% tahun ini dan 5% di tahun sebelumnya.Ethan Harris, Ekonom Barclays Capital Inc. di New York berpendapat, ``Akan ada begitu banyak pemangkasan di semua bank sentral.” Itu sebabnya, para ekonom tengan mencermati resesi global, dan kondisi ini tidak akan kembali dengan begitu cepat. Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan membenarkan perlambatan ekonomi dunia ini, khususnya AS. Efek dari kredit yang mengetat, katanya, tidak ada kepercayaan dari pemerintah untuk memberikan kredit. “Padahal, Amerika bergantung pada kredit,” tegasnya. Bahkan, imbuhnya, Eropa bakal turun lebih dalam ketimbang AS. Nah, bila AS dan Eropa pertumbuhannya melambat, pasti akan berdampak pada sejumlah negara di Asia, seperti Korea, China, Singapura, bahkan Indonesia. Hanya saja, Anton kembali menegaskan, “Benar bahwa AS mengalami perlambatan ekonomi, tapi apakah kondisi Indonesia saat ini merupakan cermin dari resesi itu, masih tanda tanya.” Seperti diketahui, ekspor Indonesia ke AS mencuil 11% dari total ekspor Indonesia. Bukan tidak mungkin, ekspor Indonesia akan terganggu pengaruh krisis ini hingga 2009. Mau tak mau, pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekspor pada tahun ini, dari semula tumbuh dari 13,5%, menjadi 12,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: