JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2014 akan diumumkan hari ini (5/11). Tampaknya, pertumbuhan ekonomi di triwulan III lebih lambat dari triwulan II 2014. Pemerintah memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 hanya tumbuh 5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di triwulan II yang tercatat 5,12%. Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, pelambatan ekonomi di triwulan III disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, kinerja ekspor Indonesia masih lesu. Pemicunya, harga komoditi ekspor andalan Indonesia di pasar internasional terus merosot. Selain itu, kinerja impor juga lesu yang menunjukkan produksi nasional juga lesu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja impor dari tiga golongan melorot di triwulan III. Yaitu, impor bahan baku/penolong, barang modal dan konsumsi. Contoh, impor bahan baku. Pada Januari-September 2013 mencapai US$ 106,82 miliar. Tapi, pada periode serupa tahun ini hanya US$ 102,8 miliar atau turun US$ 4 miliar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat lagi
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2014 akan diumumkan hari ini (5/11). Tampaknya, pertumbuhan ekonomi di triwulan III lebih lambat dari triwulan II 2014. Pemerintah memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 hanya tumbuh 5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di triwulan II yang tercatat 5,12%. Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, pelambatan ekonomi di triwulan III disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, kinerja ekspor Indonesia masih lesu. Pemicunya, harga komoditi ekspor andalan Indonesia di pasar internasional terus merosot. Selain itu, kinerja impor juga lesu yang menunjukkan produksi nasional juga lesu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja impor dari tiga golongan melorot di triwulan III. Yaitu, impor bahan baku/penolong, barang modal dan konsumsi. Contoh, impor bahan baku. Pada Januari-September 2013 mencapai US$ 106,82 miliar. Tapi, pada periode serupa tahun ini hanya US$ 102,8 miliar atau turun US$ 4 miliar.