Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meleset dari Target, Rupiah Ditutup Melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan lesu. Pada perdagangan hari ini, Senin (7/2), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,09% ke Rp 14.393 per dolar Amerika Serikat (AS).

Tak jauh berbeda, rupiah di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI) juga ditutup dengan pelemahan. Mata uang Garuda ini berada di level Rp 14.404 per dolar AS atau melemah 0,19% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan, salah satu pemicu pelemahan rupiah adalah dampak dari rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ternyata meleset dari target pemerintah sebesar 5%. 


Baca Juga: IHSG Tutup di Rekor Tertinggi pada Senin (7/2), BBRI, TLKM, BBCA Banyak Dibeli Asing

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia kuartal keempat 2021 tumbuh sebesar 5,02% yoy. Ini membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara satu tahun menjadi 3,69% yoy. 

Menurut Lukman, hal tersebut akan masih menjadi katalis negatif untuk rupiah pada perdagangan besok, Selasa (8/2). Terlebih, dengan penyebaran Omicron belakangan ini, mulai timbul kekhawatiran pertumbuhan kuartal pertama 2022 bisa lebih menantang. Apalagi, dengan angka inflasi yang mulai menanjak akan bisa membebani pertumbuhan.

“Besok, pasar juga akan memperhatikan rilis data cadangan devisa Indonesia untuk Januari yang belakangan stabil di kisaran US$ 140 miliar,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (7/2).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah dan Tebus ke Rp 14.404 Per Dolar AS Pada Senin (7/2)

Menurut dia, jika hasilnya stabil atau lebih tinggi dari ekspektasi bisa jadi katalis positif, begitupun sebaliknya. Sementara dari eksternal, pasar secara umum masih akan berfokus pada pergerakan indeks dolar AS serta kebijakan pengetatan the Fed.

Lukman memperkirakan, untuk Selasa, rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.350 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati