Pertumbuhan ekonomi Jakarta di Q2 merosot ke 5,9%



‎JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan perekonomian DKI Jakarta  pada triwulan II 2017 melambat dibanding triwulan sebelumnya, bahkan lebih rendah dari perkiraan BI.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Doni P. Joewono mengatakan, ‎perlambatan terutama disebabkan oleh pelemahan kinerja ekspor dan impor, serta belanja pemerintah. Ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan ini turun menjadi 5,96% secara tahunan (yoy) dari 6,45% (yoy) pada triwulan sebelumnya. 

Namun demikian, pertumbuhan sepanjang semester I 2017 sebesar 6,20%, tercatat lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 5,89%.


Menurutnya, pelemahan kinerja ekspor DKI Jakarta tidak terlepas dari perkembangan pasar luar negeri untuk produk ekspor utama Jakarta seperti kendaraan bermotor dan perhiasan yang belum sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi global secara umum. 

"Pada triwulan II 2017 ekspor Jakarta minus 13,69% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 5,84%," tutur Doni dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (8/8).

Selain itu, kebijakan pemerintah melalui Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK2717/Aj.201/DRJD tentang Pengaturan Lalu-lintas dan Pengaturan Kendaraan Angkutan Barang pada Masa Angkutan Lebaran tahun 2017 turut berkontribusi dalam rendahnya aktivitas ekspor dan impor Jakarta. 

Berdasarkan peraturan tersebut angkutan barang ekspor dan impor pada masa angkutan Lebaran tahun 2017, yaitu dari 21 Juni sampai dengan 29 Juni 2017 tidak boleh beroperasi melalui jalan nasional dan jalan tol. 

"Kebijakan terebut menyebabkan menurunnya aktivitas arus barang dari dan menuju pelabuhan, termasuk yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor," paparnya.

Pelemahan ekonomi juga dikontribusi oleh melemahnya kinerja belanja pemerintah, terutama pada belanja kementerian dan lembaga yang berkantor di ibukota. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini