Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan Melampaui Perkiraan, Mendukung Jeda Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Perekonomian Korea Selatan di kuartal III-2023 lebih baik dari perkiraan setelah naik 0,6% dibanding kuartal II-2023. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan ini ditopang ekspansi ekspor yang akhirnya mendukung bank sentral untuk mempertahankan suku bunga selama beberapa bulan ke depan.

Kamis (26/10), Bank of Korea merilis, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,6% pada kuartal Juli-September dibandingkan tiga bulan sebelumnya, laju yang sama seperti kuartal sebelumnya dan mengalahkan perkiraan kenaikan rata-rata sebesar 0,5% dalam survei Reuters.

Laporan tersebut menunjukkan perekonomian Korea Selatan masih berada dalam kondisi lemah dan sedang menjalani pemulihan berbasis ekspor setelah kenaikan suku bunga kumulatif sebesar 300 basis poin sejak Agustus 2021 membebani rumah tangga yang berutang dan membatasi pengeluaran.


Pada kuartal ketiga, ekspor meningkat 3,5% setelah turun 0,9% pada tiga bulan sebelumnya. Sementara, konsumsi swasta tumbuh 0,3% setelah mengalami kontraksi 0,1% pada kuartal II-2023.

Baca Juga: Korea Selatan Menahan Kapal Korea Utara, Diduga Kabur dari Negaranya

Belanja pemerintah tumbuh 0,1%, dan investasi konstruksi meningkat 2,2% setelah mengalami kontraksi 0,8% pada kuartal kedua.

Investasi fasilitas mengalami kontraksi sebesar 2,7% secara kuartalan.

Secara tahunan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia ini tumbuh 1,4% pada kuartal III-2023, setelah naik 0,9% pada kuartal II-2023 dan mengalahkan kenaikan 1,1% yang diperkirakan para ekonom.

Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga stabil untuk pertemuan keenam berturut-turut minggu lalu, mempertahankan bias pengetatan kebijakan moneter karena memperingatkan risiko inflasi akibat konflik Israel-Hamas dan harga minyak global.

Dalam survei terpisah Reuters yang dilakukan awal bulan ini, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan diperkirakan melambat menjadi 1,2% pada tahun 2023 dari 2,6% pada tahun 2022. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi pemerintah dan bank sentral sebesar 1,4%.

Editor: Anna Suci Perwitasari