KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memukul telah perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 bahkan minus 5,32% yoy. Pertumbuhan negatif ini merupakan yang terendah sejak pertumbuan ekonomi pada kuartal I-1999 yang pada waktu itu tumbuh negatif 6,13% yoy. "Pergerakan kontraksi memang cukup dalam karena adanya pandemi Covid-19 yang luar biasa buruknya," kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (5/8) via video conference.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia minus 5,32% di kuartal II, BPS: Ekonomi tertekan pandemi corona Suhariyanto juga menyebut, yang menarik dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 adalah pertumbuhan negatif pada sektor konsumsi rumah tangga. Padahal, seperti yang diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan motor penggeran ekonomi terbesar selama ini. Konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 tumbuh negatif 2,96% yoy setelah pada kuartal I-2020 sempat tumbuh positif 2,83% yoy. Selain konsumsi rumah tangga, komponen lain yang tumbuh negatif adalan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang terkontraksi cukup dalam, yaitu minus 8,61% yoy setelah pada kuartal I-2020 juga menurun pertumbuhannya menjadi 1,70% yoy. Konsumsi pemerintah juga tak mampu tumbuh positif di kuartal II-2020. Menurut BPS, konsumsi pemerintah tumbuh negatif 6,90% yoy setelah pada kuartal I-2020 tumbuh 3,75% yoy. Begitu juga dengan ekspor dan impor barang jasa. Keduanya sama-sama terkontraksi masing-masing minus 11,66% yoy dan minus 16,96% yoy akibat kondisi perekonomian global yang juga tak pasti dan resesi yang dialami oleh negara mitra dagang Indonesia.