JAKARTA. Pelambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan tetap berlanjut pada kuartal IV 2013. Hal tersebut sejalan dengan sejumlah indikator ekonomi yang telah dirilis sebelumnya, seperti inflasi, jumlah impor yang menurun serta realisasi belanja pemerintah yang tak sesuai dengan target. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang, pertumbuhan ekonomi akan berada di level 5,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, berkurangnya jumlah impor dalam tiga bulan terakhir berpengaruh cukup signifikan. Termasuk didalamnya impor barang modal yang berdampak terhadap aktifitas produksi Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah impor barang modal sepanjang tahun 2013 turun menjadi US$ 31.534,5 juta dari US$ 38.154,8 juta. Selain karena itu, David juga melihat, pelambatan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan realisasi investasi pada kuaryal empat yang melambat. Kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai, pertumbuhan ekonomi di kuartal empat akan berada di level 5,3% terhadap PDB. Namun untuk pertumbuhan sepanjang tahun diperkirakan hanya sebesar 5,7%. Ia melihat, konsumsi masyarakat masih menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar 5,3%. Adapun belanja pemerintah hanya memberi kontribusi sebesar 4,3% saja. Sedangkan untuk pengaruh investasi tethadap pertumbuhan menurutnya memiliki andil 4,5%, untuk impor sebesar 1,9% dan ekspor menyumbang 4,8%. "Penurunan impor memang membantu pelambatan impor," ujar Destry, Selasa (4/2). Ekonom Bank International Indonesia (BII) Juniman menambahkan, melambatnya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh inflasi dan suku bunga yang tinggi. Dengan begitu, tujuan Bank Indonesia yang menaikan BI rate untuk menurunkan konsumsi masyarakat cukup berhasil. Dengan begitu, pertumbuhan konsumsi akan melambat jadi 5,2% dari sebelumnya sebesar 5,3%. Dengan begitu, Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akn mencapai 5,46%, sementara untuk sepanjang tahun akan berada di level 5,62%. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2013 peryumbuhan ekonomi sebesar 5,62%. Pemerintah sendiri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2013 menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 sebesar 6,3%. Namun belakang, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya bisa mencapai 5.7% saja. Ia menilai, tahun 2013 pemerintah memang melakukan kebijakan fiskal ketat alias fiscal tightening. Tujuannya, untuk memperbaiki defisit anggaran supaya tidak terlalu dalam.
Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2013 masih melambat
JAKARTA. Pelambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan tetap berlanjut pada kuartal IV 2013. Hal tersebut sejalan dengan sejumlah indikator ekonomi yang telah dirilis sebelumnya, seperti inflasi, jumlah impor yang menurun serta realisasi belanja pemerintah yang tak sesuai dengan target. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang, pertumbuhan ekonomi akan berada di level 5,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, berkurangnya jumlah impor dalam tiga bulan terakhir berpengaruh cukup signifikan. Termasuk didalamnya impor barang modal yang berdampak terhadap aktifitas produksi Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah impor barang modal sepanjang tahun 2013 turun menjadi US$ 31.534,5 juta dari US$ 38.154,8 juta. Selain karena itu, David juga melihat, pelambatan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan realisasi investasi pada kuaryal empat yang melambat. Kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai, pertumbuhan ekonomi di kuartal empat akan berada di level 5,3% terhadap PDB. Namun untuk pertumbuhan sepanjang tahun diperkirakan hanya sebesar 5,7%. Ia melihat, konsumsi masyarakat masih menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar 5,3%. Adapun belanja pemerintah hanya memberi kontribusi sebesar 4,3% saja. Sedangkan untuk pengaruh investasi tethadap pertumbuhan menurutnya memiliki andil 4,5%, untuk impor sebesar 1,9% dan ekspor menyumbang 4,8%. "Penurunan impor memang membantu pelambatan impor," ujar Destry, Selasa (4/2). Ekonom Bank International Indonesia (BII) Juniman menambahkan, melambatnya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh inflasi dan suku bunga yang tinggi. Dengan begitu, tujuan Bank Indonesia yang menaikan BI rate untuk menurunkan konsumsi masyarakat cukup berhasil. Dengan begitu, pertumbuhan konsumsi akan melambat jadi 5,2% dari sebelumnya sebesar 5,3%. Dengan begitu, Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akn mencapai 5,46%, sementara untuk sepanjang tahun akan berada di level 5,62%. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2013 peryumbuhan ekonomi sebesar 5,62%. Pemerintah sendiri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2013 menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 sebesar 6,3%. Namun belakang, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya bisa mencapai 5.7% saja. Ia menilai, tahun 2013 pemerintah memang melakukan kebijakan fiskal ketat alias fiscal tightening. Tujuannya, untuk memperbaiki defisit anggaran supaya tidak terlalu dalam.