Pertumbuhan ekonomi kuartal IV diproyeksi 5,1%



JAKARTA. Ekonom Maybank Indonesia Juniman menilai, pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan pemerintah sebesar 5,1%, sulit tercapai.

Proyeksinya, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2016 sedikit meningkat menjadi  5,1% setelah melambat pada kuartal ketiga tahun ini. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya 5,06%.

Menurut Juniman, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun ini akan didorong oleh pengeluaran rumah tangga seiring dengan adanya musim Natal dan tahun baru. Juga pengeluaran pada lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) sering dengan adanya pilkada serentak.


Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2016 juga akan didorong oleh pengeluaran pemerintah. Sebab, pemerintah akan mendapatkan penerimaan pajak lebih besar, karena secara musiman di akhir tahun penerimaan pajak lebih tinggi. Selain itu pada kuartal keempat pemerintah akan mendapatkan tambahan penerimaan dari uang tabusan amnesti pajak.

"Jadi pemerintah akan all out di akhir tahun," kata Juniman, Senin (7/11). Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan investasi di akhir tahun.

Juniman juga memperkirakan ekspor pada kuartal keempat juga akan tumbuh positif sebesar 0,3% year on year (YoY). Sebab menurutnya, sejak Oktober hingga November, harga komditas meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah. Begitu juga dengan impor yang diperkirakan akan tumbuh positif 0,4% YoY.

Berbeda dengan kuartal ketiga tahun ini, berdasarkan data BPS, seluruh komponen pengeluaran mengalami perlambatan dibanding kuartal sebelumnya. Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat sebesar 5,01% dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,04%. Begitu juga dengan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi yang tumbuh melambat menjadi 4,06% dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,06%.

Konsumsi pemerintah terkontraksi 2,97% dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 6,28%. Lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) tumbuh 6,65% dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 6,72%. Sementara ekspor dan impor masing-masing terkontraksi 6% dan 3,87%, lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang masing-masing 2,73% dan 3,01%.

Dengan data tersebut, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2016 sebesar 5,02% year on year (YoY), melambat dibandingkan kuartal kedua 2016 yang sebesar 5,19% YoY. Namun, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal ketiga 2015 yang sebesar 4,74%.

Juniman mengaku data tersebut mengejutkan. Sebab seluruh komponen pengeluaran mencatatkan perlambatan, tetapi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua masih bisa menembus 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini