Pertumbuhan ekonomi Malaysia catatkan laju terlemah dalam setahun terakhir



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Ekonomi Malaysia tumbuh pada laju terlemahnya dalam setahun terakhir pada kuartal ketiga tahun ini. Ekonomi Malaysia dilanda penurunan tajam dalam ekspor dan pertambangan sehingga memicu ekspektasi adanya lebih banyak stimulus kebijakan dari bank sentral pada awal tahun depan.

Dilansir dari Reuters, Bank Negara Malaysia mengumumkan bahwa pertumbuhan PDB Malaysia di kuartal III 2019 mencapai 4,4%.  Laju ini lebih lemah dari pertumbuhan di kuartal sebelumnya yang masih mencapai 4,9%.

Baca Juga: Wilbur Ross: Ada kemungkinan AS terapkan tarif tambahan mulai 15 Desember

Pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara ini melambat di semua sektor pada kuartal ketiga. Terutama di sektor pertambangan, yang berkontraksi 4,3%.

Gubernur BNM Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan pulih pada kuartal terakhir tahun 2019 dengan kembali dimulainya kegiatan pertambangan dan konstruksi serta belanja sektor swasta yang lebih kuat.

“Kami terus memantau perkembangan eksternal dan bagaimana hal itu memengaruhi prospek kami untuk pertumbuhan dan inflasi. Dan kami akan selalu bergantung pada data yang ada," katanya.

BNM terakhir memangkas suku bunga kebijakan utamanya di bulan Mei lalu untuk mendukung pertumbuhan di tengah kekhawatiran pelambatan permintaan global dan ketegangan perdagangan AS-China.

Seorang pejabat AS mengatakan pada hari Kamis bahwa dua ekonomi terbesar dunia semakin dekat dengan perjanjian perdagangan.

Baca Juga: Berbagai produk fesyen global diyakini memakai kapas hasil kerja paksa di China

Namun ekonom UOB Bank yang berbasis di Kuala Lumpur Julia Goh menyebut hal itu hanya akan membantu jika bisa segera dilaksanakan.

“Jika beberapa tarif dapat dihapus dalam waktu enam bulan, itu akan membuka jalan bagi pemulihan ekspor. Tetapi jika mereka hanya menandatangani di garis putus-putus tanpa tanda ke mana arah kemajuan soal tarif, itu tidak akan membantu memberi sentimen," kata Goh.

Editor: Tendi Mahadi