Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Ekonom Sarankan Pemerintah Pikirkan Ulang Target 8%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8% pada masa pemerintahannya. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru melambat ke 4,95% pada kuartal III 2024.

Melihat kondisi ini, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai dengan kondisi Indonesia saat ini, cukup berat untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.

Menurutnya pemerintah lebih baik untuk memikirkan lagi terkait target 8% tersebut. 


"Kalau sebagai penyemangat, bolehlah, tetapi kalau jadi target yang harus dicapai, masuk dalam RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan APBN, sebaiknya dipikirkan lagi, ini merusak kredibilitas Pemerintah," jelas Wiajayanto kepada Kontan, Selasa (5/11). 

Baca Juga: Airlangga Beberkan Cara Genjot Pertumbuhan Ekonomi RI 8%

Wijayanto menjelaskan IMF dalam dalam World Economic Outlook yang dirilis pada Oktober 2024 lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di angka 5,0% pada 2024.

Lalu secara perlahan naik dan mencapai 5,1% di tahun 2029. Kondisi fiskal yang berat disebutkan merupakan headwind berat bagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

"Saya ikut mengamini pandangan ini," ungkapnya. 

Menurut Wijayanto, saat ini pemerintah lebih baik realistis dan fokus pada kualitas pertumbuhan.

Ada sejumlah hal yang perlu menjadi fokus pemerintah di antaranya tumbuhnya GDP, kemiskinan dan pengangguran menurun, pertumbuhan industri, prorporsi pekerja formal meningkat serta ketergantungan pada ekspor SDA turun.

"Kalau nanti ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6% saja sudah sangat membanggakan," ujarnya. 

Baca Juga: Menko Airlangga Optimistis Ekonomi Indonesia Masih Bisa Capai 5% di Tahun 2024

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 mencapai 4,95% year on year (YoY).

Pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05% YoY. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03% sepanjang Januari hingga September 2024 (c-to-c).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli