JAKARTA. Di tengah perkembangan ekonomi globat yang penuh ketidakpastian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Bahkan kenaikannya mencapai titik tertinggi setelah krisis 1998."Ekonomi kita tahun ini diperkirakan tumbuh 6,5%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini merupakan pertumbuhan yang tertinggi setelah krisis 1998 diidukung oleh investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membacakan pengantar RAPBN 2012 di Gedung MPR, Selasa (16/8).Diakui oleh SBY, kondisi perekonomian dunia kini sedang tidak menentu. Ekonomi dunia dilanda berbagai guncangan, yang mempengaruhi perkembangan ekonomi global di bulan-bulan mendatang. "Kondisi ini dapat berpengaruh pula pada perekonomian di negara kita," katanya.Tahun ini, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju hampir pasti akan melambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhannya di tahun 2010. Sebut saja perekonomian Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris. Perlambatan laju pertumbuhan juga akan terjadi di kawasan Asia, meskipun tahun ini perekonomian Asia masih akan menjadi yang terbaik. Tiongkok dan India, akan tetap menjadi motor penggerak perekonomian Asia. Krisis keuangan yang melanda Eropa, meningkatnya inflasi dan risiko overheating perekonomian di Tiongkok dan India, serta krisis fiskal yang tidak tuntas di Amerika Serikat baru-baru ini, merupakan risiko tambahan bagi perekonomian dunia tahun ini dan tahun depan. "Semuanya itu harus kita waspadai dan antisipasi, agar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi di negara kita," tegasnya.Sementara itu, kenaikan harga komoditas dunia serta cuaca ekstrim yang terjadi di beberapa wilayah, telah memberi tekanan pada laju inflasi di dalam negeri. Pada tahun 2010 lalu, laju inflasi mencapai 6,96 %, sementara hingga bulan Juli tahun ini, inflasi kita secara tahunan mencapai 4,61 %. "Oleh karena itu, Pemerintah telah dan akan senantiasa menempatkan pengendalian harga-harga sebagai prioritas utama, dalam menjaga stabilitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pertumbuhan ekonomi tahun ini tertinggi setelah krisis 1998
JAKARTA. Di tengah perkembangan ekonomi globat yang penuh ketidakpastian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Bahkan kenaikannya mencapai titik tertinggi setelah krisis 1998."Ekonomi kita tahun ini diperkirakan tumbuh 6,5%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini merupakan pertumbuhan yang tertinggi setelah krisis 1998 diidukung oleh investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membacakan pengantar RAPBN 2012 di Gedung MPR, Selasa (16/8).Diakui oleh SBY, kondisi perekonomian dunia kini sedang tidak menentu. Ekonomi dunia dilanda berbagai guncangan, yang mempengaruhi perkembangan ekonomi global di bulan-bulan mendatang. "Kondisi ini dapat berpengaruh pula pada perekonomian di negara kita," katanya.Tahun ini, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju hampir pasti akan melambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhannya di tahun 2010. Sebut saja perekonomian Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris. Perlambatan laju pertumbuhan juga akan terjadi di kawasan Asia, meskipun tahun ini perekonomian Asia masih akan menjadi yang terbaik. Tiongkok dan India, akan tetap menjadi motor penggerak perekonomian Asia. Krisis keuangan yang melanda Eropa, meningkatnya inflasi dan risiko overheating perekonomian di Tiongkok dan India, serta krisis fiskal yang tidak tuntas di Amerika Serikat baru-baru ini, merupakan risiko tambahan bagi perekonomian dunia tahun ini dan tahun depan. "Semuanya itu harus kita waspadai dan antisipasi, agar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi di negara kita," tegasnya.Sementara itu, kenaikan harga komoditas dunia serta cuaca ekstrim yang terjadi di beberapa wilayah, telah memberi tekanan pada laju inflasi di dalam negeri. Pada tahun 2010 lalu, laju inflasi mencapai 6,96 %, sementara hingga bulan Juli tahun ini, inflasi kita secara tahunan mencapai 4,61 %. "Oleh karena itu, Pemerintah telah dan akan senantiasa menempatkan pengendalian harga-harga sebagai prioritas utama, dalam menjaga stabilitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News