Padang. Moratorium sawit tak mempengaruhi perekonomian Sumatera Barat (Sumbar). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat ekonomi provinsi ini tumbuh 5,48% pada triwulan I 2016. Nilai ini juga lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,9%. "Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian terkontraksi sebesar 3,51%," kata Kepala BPS Sumbar Dody Herlando, Kamis (5/5). Menurut dia, penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 11,09%, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 10,52% dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 9,84%. Struktur perekonomian Sumbar, menurut lapangan usaha triwulan I 2016 didominasi tiga kategori utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan 24,31%, perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil, sepeda motor 15,19% dan transportasi serta pergudangan 12,06%.
Pertumbuhan GDP Sumbar Q1 2016 di atas nasional
Padang. Moratorium sawit tak mempengaruhi perekonomian Sumatera Barat (Sumbar). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat ekonomi provinsi ini tumbuh 5,48% pada triwulan I 2016. Nilai ini juga lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,9%. "Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian terkontraksi sebesar 3,51%," kata Kepala BPS Sumbar Dody Herlando, Kamis (5/5). Menurut dia, penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 11,09%, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 10,52% dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 9,84%. Struktur perekonomian Sumbar, menurut lapangan usaha triwulan I 2016 didominasi tiga kategori utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan 24,31%, perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil, sepeda motor 15,19% dan transportasi serta pergudangan 12,06%.