KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang industri petrokimia untuk tumbuh di tahun ini dipenuhi banyak tantangan, khususnya dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang melemah. Sehingga produk turunan petrokimia tidak banyak terserap di pasar dalam negeri. Padahal produk turunan tersebut dapat diaplikasikan oleh banyak kegunaan mulai dari sektor kemasan dan bahan baku plastik, otomotif hingga material bangunan. Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan bahwa ekosistem di industri ini cukup beragam. "Kondisi saat ini bagi industri petrokimia hulu masih mampu bertahan dengan utilisasi di level 85%. Hanya saja bagi produsen hilir cukup terpukul karena ada pabrik yang utilisasi di bawah 60%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10). Melihat kondisi ini Fajar memproyeksikan pertumbuhan industri petrokimia tahun ini bakal minus 2,5%.
Pertumbuhan industri petrokimia tahun ini diperkirakan masih minus
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang industri petrokimia untuk tumbuh di tahun ini dipenuhi banyak tantangan, khususnya dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang melemah. Sehingga produk turunan petrokimia tidak banyak terserap di pasar dalam negeri. Padahal produk turunan tersebut dapat diaplikasikan oleh banyak kegunaan mulai dari sektor kemasan dan bahan baku plastik, otomotif hingga material bangunan. Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan bahwa ekosistem di industri ini cukup beragam. "Kondisi saat ini bagi industri petrokimia hulu masih mampu bertahan dengan utilisasi di level 85%. Hanya saja bagi produsen hilir cukup terpukul karena ada pabrik yang utilisasi di bawah 60%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10). Melihat kondisi ini Fajar memproyeksikan pertumbuhan industri petrokimia tahun ini bakal minus 2,5%.