TOKYO. Tingkat indeks harga konsumen Negeri Sakura pada April lalu mencatatkan kenaikan sebesar 3,2%. Angka ini merupakan lompatan terbesar dalam 23 tahun terakhir. Kenaikan inflasi dipicu oleh lonjakan kenaikan pajak penjualan serta stimulus yang digelontorkan oleh Bank of Japan. Berdasarkan data Biro Statistik Jepang, tingkat inflasi di luar makanan segar, naik dari 1,3% pada bulan sebelumnya. Padahal, 32 ekonom yang disurvei Bloomberg mengestimasi kenaikan sebesar 3,1%. Dari data tersebut, ekonom menilai, tingkat inflasi akan moderat di tahun ini. Mereka juga memprediksi, bank sentral akan kembali menambah stimulusnya tahun ini untuk mencapai target inflasi sebesar 2%."Saya meragukan inflasi akan terus naik mendekati target yang ditetapkan BOJ. Meski kenaikan harga akan mendorong ekspektasi kenaikan inflasi, namun di sisi lain anggaran rumah tangga cukup mengecewakan karena pendapatan riil mencatatkan penurunan," jelas Yasuhide Yajima, chief economist NLI Research Institute di Tokyo. Sekadar tambahan saja, yen sudah menguat 3,5% di sepanjang tahun ini setelah mengalami pelemahan sebesar 18% di 2013.
Pertumbuhan inflasi Jepang tercepat sejak 1991!
TOKYO. Tingkat indeks harga konsumen Negeri Sakura pada April lalu mencatatkan kenaikan sebesar 3,2%. Angka ini merupakan lompatan terbesar dalam 23 tahun terakhir. Kenaikan inflasi dipicu oleh lonjakan kenaikan pajak penjualan serta stimulus yang digelontorkan oleh Bank of Japan. Berdasarkan data Biro Statistik Jepang, tingkat inflasi di luar makanan segar, naik dari 1,3% pada bulan sebelumnya. Padahal, 32 ekonom yang disurvei Bloomberg mengestimasi kenaikan sebesar 3,1%. Dari data tersebut, ekonom menilai, tingkat inflasi akan moderat di tahun ini. Mereka juga memprediksi, bank sentral akan kembali menambah stimulusnya tahun ini untuk mencapai target inflasi sebesar 2%."Saya meragukan inflasi akan terus naik mendekati target yang ditetapkan BOJ. Meski kenaikan harga akan mendorong ekspektasi kenaikan inflasi, namun di sisi lain anggaran rumah tangga cukup mengecewakan karena pendapatan riil mencatatkan penurunan," jelas Yasuhide Yajima, chief economist NLI Research Institute di Tokyo. Sekadar tambahan saja, yen sudah menguat 3,5% di sepanjang tahun ini setelah mengalami pelemahan sebesar 18% di 2013.