NEW YORK. Apple Inc mencatat pertumbuhan kinerja kuartalan paling lambat sejak 2003 lalu. Berdasarkan keterangan resmi Apple, laba produsen iPhone ini tak banyak mencatat perubahan di posisi US$ 13,1 miliar atau US$ 13,81 per saham pada periode kuartalan yang berakhir 29 Desember. Sementara, tingkat penjualan naik 18% menjadi US$ 54,5 miliar, lebih rendah sedikit dari estimasi analis yang disurvei Bloomberg yang mematok angka US$ 54,9 miliar. Hasil kinerja Apple tersebut memicu kecemasan bahwa pertumbuhan Apple terpukul oleh besarnya biaya produksi dan peningkatan kinerja Samsung, pesaing utamanya dalam smartphone. Hal ini pula yang semakin menekan Chief Executive Officer Apple Tim Cook untuk memikirkan jajaran produk anyar Apple sehingga bisa mengerek penjualan. "Kinerja Apple mengonfirmasi kecemasan yang sebelumnya sudah ada dibenak investor. Apple mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja," jelas Jack Ablin, chief investment officer BMO Private Bank. Pasca hasil kinerja Apple dirilis, saham Apple terpangkas pada akhir transaksi tambahan tadi malam (23/1). Namun, pada penutupan pasar pukul 16.00, saham Apple naik 1,8% menjadi US$ 514,01. Jika dilihat, penurunan saham Apple dari level tertingginya sudah menghapus nilai kapitalisasi marketnya sebesar US$ 174 miliar.Hal ini dapat menyebabkan Apple harus kehilangan statusnya sebagai perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar AS dan akan digantikan oleh Exxon Mobil Corp. Sekadar catatan, saat ini, nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 482,7 miliar. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar Exxon senilai US$ 413,5 miliar.Pada kuartal dua tahun fiscal ini, Apple memprediksi tingkat penjualan akan berada di kisaran US$ 41 miliar hingga US$ 43 miliar. Bandingkan dengan prediksi analis yang memprediksi pendapatan senilai US$ 45,5 miliar. Sedangkan marjin kotor akan sekitar 37,5% hingga 38,5%. Biaya operasional untuk peralatan, toko ritel, dan pusat data akan berada di kisaran US$ 3,8 miliar hingga US$ 3,9 miliar.
Pertumbuhan kinerja Apple terlambat sejak 2003
NEW YORK. Apple Inc mencatat pertumbuhan kinerja kuartalan paling lambat sejak 2003 lalu. Berdasarkan keterangan resmi Apple, laba produsen iPhone ini tak banyak mencatat perubahan di posisi US$ 13,1 miliar atau US$ 13,81 per saham pada periode kuartalan yang berakhir 29 Desember. Sementara, tingkat penjualan naik 18% menjadi US$ 54,5 miliar, lebih rendah sedikit dari estimasi analis yang disurvei Bloomberg yang mematok angka US$ 54,9 miliar. Hasil kinerja Apple tersebut memicu kecemasan bahwa pertumbuhan Apple terpukul oleh besarnya biaya produksi dan peningkatan kinerja Samsung, pesaing utamanya dalam smartphone. Hal ini pula yang semakin menekan Chief Executive Officer Apple Tim Cook untuk memikirkan jajaran produk anyar Apple sehingga bisa mengerek penjualan. "Kinerja Apple mengonfirmasi kecemasan yang sebelumnya sudah ada dibenak investor. Apple mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja," jelas Jack Ablin, chief investment officer BMO Private Bank. Pasca hasil kinerja Apple dirilis, saham Apple terpangkas pada akhir transaksi tambahan tadi malam (23/1). Namun, pada penutupan pasar pukul 16.00, saham Apple naik 1,8% menjadi US$ 514,01. Jika dilihat, penurunan saham Apple dari level tertingginya sudah menghapus nilai kapitalisasi marketnya sebesar US$ 174 miliar.Hal ini dapat menyebabkan Apple harus kehilangan statusnya sebagai perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar AS dan akan digantikan oleh Exxon Mobil Corp. Sekadar catatan, saat ini, nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 482,7 miliar. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar Exxon senilai US$ 413,5 miliar.Pada kuartal dua tahun fiscal ini, Apple memprediksi tingkat penjualan akan berada di kisaran US$ 41 miliar hingga US$ 43 miliar. Bandingkan dengan prediksi analis yang memprediksi pendapatan senilai US$ 45,5 miliar. Sedangkan marjin kotor akan sekitar 37,5% hingga 38,5%. Biaya operasional untuk peralatan, toko ritel, dan pusat data akan berada di kisaran US$ 3,8 miliar hingga US$ 3,9 miliar.