JAKARTA. Kinerja keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk di semester I-2012 cukup memuaskan. Hal tersebut mendorong sejumlah analis merekomendasikan
buy saham emiten properti berkode saham SSIA ini. Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, menilai pencapaian kinerja Surya Semesta di paruh pertama 2012 melebihi ekspektasi. Di periode itu, laba bersih Surya Semesta melonjak 180,5%
year-on-year (yoy) menjadi Rp 372 miliar. Pencapaian tersebut mendorong perseroan merevisi target laba bersih hingga akhir 2012 menjadi Rp 650 miliar, lebih tinggi 18% dari target sebelumnya. "Prospek SSIA secara fundamental cukup bagus sehingga harga sahamnya berpeluang meningkat," ujar Satrio, Kamis (9/8).
Dalam sepekan terakhir, laju harga SSIA memang cenderung flat di rentang Rp 1.150 hingga Rp 1.200 per saham. Tapi, menurut Satrio, kondisi itu hanya akan berlangsung sesaat karena dipengaruhi faktor regional. Setelah pasar regional stabil, harga Surya Semesta bisa terkerek lagi. Analis Ciptadana Securities Triwira Tjandra, dalam risetnya, memperkirakan kinerja Surya Semesta akan meningkat hingga akhir tahun nanti. Dia menduga Surya Semesta bisa memenuhi target pendapatan senilai Rp 3,2 triliun sepanjang tahun 2012. Ekspansi Surya Semesta diperkirakan semakin lancar apabila perseroan merealisasikan rencana penerbitan obligasi senilai Rp 500 miliar di semester kedua. "Kami menyimpulkan dana obligasi itu digunakan untuk mengamankan pembebasan lahan. Ini akan berdampak positif bagi perusahaan," ujar Triwira. Satrio berpendapat, apabila Indeks Harga Saham Gabungan, Jumat (10/8), bisa menembus 4.150, maka SSIA berpotensi naik ke Rp 1.200 hingga Rp 1.250 per saham. Tapi jika IHSG turun ke 4.082, harga SSIA hanya berkisar Rp 1.100 hingga Rp 1.150 per saham. Satrio menargetkan harga saham Surya Semesta hingga akhir tahun ini bisa bertengger di posisi Rp 1.250 per saham. Ini berarti ada potensi kenaikan 12,61% dibandingkan harga penutupan Kamis (9/8) di level Rp 1.110 per saham. Adapun konsensus analis menargetkan harga SSIA bisa menyentuh Rp 1.400 per saham hingga akhir 2012.
Satrio pun merekomendasikan
buy SSIA dengan
price to earning ratio (PER) saat ini sekitar 8 kali atau di bawah rata-rata PER emiten properti lainnya sekitar 20 kali-21 kali. Harga SSIA dianggap murah, bahkan paling murah dibanding saham properti lain. "Dibandingkan saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), saya lebih merekomendasikan SSIA karena prospeknya lebih bagus," ungkap Satrio. Analis Danareksa Sekuritas Anindya Saraswati juga menyarankan
buy SSIA dengan target Rp 1.230 per saham. Anindya, dalam risetnya, memproyeksikan pendapatan Surya Semesta selama 2012 mencapai Rp 3,57 triliun, atau tumbuh 23,96% daripada pendapatan 2011 yang senilai Rp 2,88 triliun. Laba bersihnya ditaksir tumbuh 135% yoy menjadi Rp 593 miliar. Proyeksi itu lebih rendah 8,77% dari target yang ditetapkan Surya Semesta.Analis Sucorinvest Central Gani, Arief Budiman, juga merekomendasikan
buy SSIA dengan target harga mencapai Rp 1.800 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro