Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Melambat karena Kelas Atas Mengerem Belanja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada sepanjang tahun 2023 melambat, bila dibandingkan dengan capaian sepanjang 2022. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada sepanjang tahun lalu sebesar 4,82% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan pada sepanjang tahun 2022 yang sebesar 4,94% yoy. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong perlambatan pengeluaran kelompok menengah atas. 


“Kalau diperhatikan, dari yang dicatat terutama berasal dari perlambatan pengeluaran kelompok menengah-atas,” terang Amalia dalam konferensi pers, Senin (5/2) di Jakarta. 

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% pada Kuartal IV 2023, Ini Penopangnya

Amalia menambahkan, ini tercermin dari indikator perlambatan pertumbuhan pajak pertambahan nilai atas barang mewah (PPnBM) yang melambat. 

Juga, jumlah penumpang angkutan udara melambat, serta penjualan mobil tak menyumbang sebanyak sumbangan tahun lalu. 

Sebaliknya, investasi finansial seperti simpanan berjangka justru mengalami penguatan. 

“Jadi, ada pergseran dari konsumsi ke investasi,” tegas Amalia. 

Menanggapi data BPS tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah akan berupaya mendorong kepercayaan masyarakat kelas menengah atas. 

"Biasanya mereka akan belanja lebih sedikit kalau merasa ada ketidakpastian,” kata Airlangga saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI pada Tahun Lalu Masih Jawa Sentris

Airlangga menambahkan, masyarakat kelompok tersebut cenderung menabung bila ketidakpastian tinggi, termasuk saat adanya proses politik ini. 

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong konsumsi masyarakat kelas bawah dengan bantuan sosial. 

“Untuk menjaga daya beli masyarakat. Juga kami akan menjaga inflasi akan lebih rendah lagi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi